Jumat 22 Mar 2024 14:37 WIB

DBD Bisa Dialami Seseorang Lebih dari 1 Kali

Satu orang bahkan bisa mengalami demam berdarah hingga sampai 4 kali.

Pasien demam berdarah dengue (ilustrasi). Penyakit dengue atau yang lebih dikenal dengan demam berdarah dapat menginfeksi tubuh seseorang lebih dari satu kali.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pasien demam berdarah dengue (ilustrasi). Penyakit dengue atau yang lebih dikenal dengan demam berdarah dapat menginfeksi tubuh seseorang lebih dari satu kali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit dengue atau yang lebih dikenal dengan demam berdarah dapat menginfeksi tubuh seseorang lebih dari satu kali. Dokter anak dari Puskesmas Kramat Jati Jakarta dr Arifianto SpA(K) mengatakan infeksi ini diakibat virus yang ditularkan melalui hewan seperti nyamuk.

“Seingat saya, saya sendiri sudah dua kali kena dengue. (Waktu itu) saya bertanya-tanya kenapa bisa kena lagi,” kata dr Arifianto, Sp. A (K) dalam talkshow yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (22/3/2024).

Baca Juga

Arif mengatakan, penyakit dengue yang virusnya ditularkan melalui perantara nyamuk Aedes aegypti berbeda dengan penyakit seperti cacar air (varisela) yang bila pasien sudah pernah terinfeksi sekali, potensi untuk tertular berikutnya lebih kecil atau tidak ada sama sekali. Pada penyakit yang saat ini kasusnya terus meningkat itu, setidaknya satu orang bisa terkena dengue hingga sampai empat kali.

Menurutnya hal tersebut dapat terjadi karena dengue terdiri dari beberapa jenis atau serotipe yakni DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan DEN 4. Ia mencontohkan ketika seseorang terkena tipe DEN 1, belum tentu antibodi dalam tubuhnya kuat menghadapi jenis dengue yang lain.

“Ketika kena tipe DEN 1, belum tentu dia kebal varian lainnya, sebaliknya, kalau dia enggak kena DEN 1 bisa jadi DEN 2,3 atau 4,” ujar Arif.

Dia menjelaskan, tidak menutup kemungkinan bila seseorang memiliki kekebalan silang terhadap virus dengue. Dalam beberapa kasus seseorang yang kebal terhadap penularan DEN 1 bisa saja juga kebal menghadapi DEN 3.

Namun, Arif menekankan akan lebih baik bagi masyarakat untuk tetap mendapatkan vaksin dengue agar antibodi yang terbentuk di dalam tubuh bisa lebih kuat melindungi diri dari penularan virus. “Itulah pentingnya vaksin karena kalau dia sakit dan kena tipe misal DEN 2, terus kita enggak punya kekebalan lain, lalu terbentuk antibodi alami, sedangkan dari vaksin bisa dapat kekebalan buat tipe yang lainnya. Jadi sebenarnya kita bisa sakit lagi (kena dengue tapi) dengan tipe yang lain,” ucap Arif.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi pada Kamis (21/3/2024) juga mengatakan kondisi imunologi seseorang yang sedang teranggu menjadi penyebab tubuh bereaksi lebih parah saat terkena virus dengue. Sementara terkait dengan risiko kematian akibat dengue, Imran menjelaskan waktunya bergantung dari seberapa cepat pasien mendapatkan penanganan di fasilitas kesehatan terdekat karena dengue tidak memiliki obat yang spesifik layaknya penyakit lain.

“Jadi (obatnya) itu hanya terapi cairan. Cairan yang diberikan juga harus tepat, tidak boleh kurang atau kebanyakan. Karena kalau terlalu banyak nanti akan terjadi endoma paru atau kondisi dimana paru-paru seseorang terisi dengan cairan berlebih tadi,” ujar Imran.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement