REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Manajer Penunjang Medis Rumah Sakit Universitas Airlangga (RS Unair) Nur Cahyo Wibisono mengungkapkan, ada 190 pasien yang dievakuasi dari gedung RS ke tenda darurat. Dari 190 pasien yang dievakuasi, 30 di antaranya sudah diperbolehkan untuk pulang.
"160-an (pasien yang dievakuasi). Dari pasien ICU 60 pasien. Pasien dewasa 80 pasien, sisanya anak-anak," kata Nur Cahyo, Jumat (22/3/2024).
Terkait penanganan pasien di tenda darurat, Nur Cahyo mengatakan, pihaknya akan mengutamakan pasien dari ICU, karena mereka membutuhkan alat bantu inkubator. Sedangkan pasien yang ringan berada di tenda dan lobi rumah sakit.
Perawatan di tenda darurat, kata Nur Cahyo, akan dilakukan sampai BMKG menyatakan situasi telah aman dan tak ada potensi gempa susulan.
Kepala BPBD Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, pihaknya mendirikan tiga tenda darurat untuk perawatan, sebagai antisipasi gempa susulan. "Untuk kewaspadaan maka didirikan tenda. Ada tiga tenda, dari BPBD kota, ada BPBD provinsi juga, ada kemudian dari Dinsos meluncur," kata Hebi.
Hebi mengatakan, satu tenda bisa menampung 12 hingga 13 pasien. Hebi memastikan, pihaknya bakal kembali menambah tenda darurat bila masih dibutuhkan.
"Apabila tenda nanti kurang, akan kita tambahkan. Kewaspadaan ini harus kita jaga. Tidak perlu panik, tidak perlu cemas. Mudah-mudahan menurut informasi tidak ada gempa susulan seperti tadi sore," ujarnya.