Jumat 22 Mar 2024 21:46 WIB

Antisipasi Gempa Susulan, RS Unair Surabaya Evakuasi 190 Pasien ke Tenda Darurat

Dari 190 pasien yang dievakuasi, 30 di antaranya sudah boleh pulang.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Suasana tenda darurat yang dibangun di halaman RS Unair  Surabaya, Jawa Timur, Jumat (22/3/2024). Pihak rumah sakit mengevakuasi sejumlah pasien ke luar gedung setelah terjadinya gempa bumi susulan yang berpusat 130 kilometer timur laut Kabupaten Tuban, Jawa Timur dan berdampak di Surabaya.
Foto: Dok Republika
Suasana tenda darurat yang dibangun di halaman RS Unair Surabaya, Jawa Timur, Jumat (22/3/2024). Pihak rumah sakit mengevakuasi sejumlah pasien ke luar gedung setelah terjadinya gempa bumi susulan yang berpusat 130 kilometer timur laut Kabupaten Tuban, Jawa Timur dan berdampak di Surabaya.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Manajer Penunjang Medis Rumah Sakit Universitas Airlangga (RS Unair) Nur Cahyo Wibisono mengungkapkan, ada 190 pasien yang dievakuasi dari gedung RS ke tenda darurat. Dari 190 pasien yang dievakuasi, 30 di antaranya sudah diperbolehkan untuk pulang.

"160-an (pasien yang dievakuasi). Dari pasien ICU 60 pasien. Pasien dewasa 80 pasien, sisanya anak-anak," kata Nur Cahyo, Jumat (22/3/2024).

Terkait penanganan pasien di tenda darurat, Nur Cahyo mengatakan, pihaknya akan mengutamakan pasien dari ICU, karena mereka membutuhkan alat bantu inkubator. Sedangkan pasien yang ringan berada di tenda dan lobi rumah sakit.

photo
Suasana tenda darurat yang dibangun di halaman RS Unair Surabaya, Jawa Timur, Jumat (22/3/2024). Pihak rumah sakit mengevakuasi sejumlah pasien ke luar gedung setelah terjadinya gempa bumi susulan yang berpusat 130 kilometer timur laut Kabupaten Tuban, Jawa Timur dan berdampak di Surabaya. - (Dok Republika)

 

Perawatan di tenda darurat, kata Nur Cahyo, akan dilakukan sampai BMKG menyatakan situasi telah aman dan tak ada potensi gempa susulan.

Kepala BPBD Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, pihaknya mendirikan tiga tenda darurat untuk perawatan, sebagai antisipasi gempa susulan. "Untuk kewaspadaan maka didirikan tenda. Ada tiga tenda, dari BPBD kota, ada BPBD provinsi juga, ada kemudian dari Dinsos meluncur," kata Hebi.

Hebi mengatakan, satu tenda bisa menampung 12 hingga 13 pasien. Hebi memastikan, pihaknya bakal kembali menambah tenda darurat bila masih dibutuhkan.

"Apabila tenda nanti kurang, akan kita tambahkan. Kewaspadaan ini harus kita jaga. Tidak perlu panik, tidak perlu cemas. Mudah-mudahan menurut informasi tidak ada gempa susulan seperti tadi sore," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement