Sabtu 23 Mar 2024 13:53 WIB

Klinik Pendidikan MIPA Perdana Gelar Kompetisi Sains Terintegrasi Pendidikan Agama Islam

Klinik Pendidikan MIPA ingin lahirnya kesetaraan kompetisi baik KOSPI dan KOMPI

Klinik Pendidikan MIPA berhasil menyelenggarakan Kompetisi Sains Terintegrasi Pendidikan Agama Islam (KOSPI) yang merupakan inisiatif baru dalam ranah kompetisi pendidikan. KOSPI, singkatan dari Kompetisi Sains dan Pendidikan Agama Islam, merupakan kompetisi sains yang berbasis pada nilai-nilai agama Islam, menjadi langkah awal bagi pengembangan kompetisi serupa di masa depan.
Foto: dok KPM
Klinik Pendidikan MIPA berhasil menyelenggarakan Kompetisi Sains Terintegrasi Pendidikan Agama Islam (KOSPI) yang merupakan inisiatif baru dalam ranah kompetisi pendidikan. KOSPI, singkatan dari Kompetisi Sains dan Pendidikan Agama Islam, merupakan kompetisi sains yang berbasis pada nilai-nilai agama Islam, menjadi langkah awal bagi pengembangan kompetisi serupa di masa depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Klinik Pendidikan MIPA berhasil menyelenggarakan Kompetisi Sains Terintegrasi Pendidikan Agama Islam (KOSPI) yang merupakan inisiatif baru dalam ranah kompetisi pendidikan. KOSPI, singkatan dari Kompetisi Sains dan Pendidikan Agama Islam, merupakan kompetisi sains yang berbasis pada nilai-nilai agama Islam, menjadi langkah awal bagi pengembangan kompetisi serupa di masa depan. 

"Alasan utama dibalik terciptanya KOSPI adalah adanya keinginan untuk memberikan kesetaraan dalam ranah kompetisi, mengingat sebelumnya kami telah menyelenggarakan KOMPI atau Kompetisi Matematika dan Pendidikan Islam." kata Tri Jumsari Hamami, S.Kom. selaku ketua pelaksana KOSPI.

Lomba KOSPI yang digelar pada hari Ahad (17/3/2024) secara daring melalui platform Zoom, diikuti oleh 1032 peserta dari berbagai tingkat pendidikan, mulai dari siswa kelas 3-4 SD hingga kelas 7-9 SMP. Meskipun merupakan lomba baru, Klinik Pendidikan MIPA tetap mengusung biaya seikhlasnya dalam penyelenggaraan KOSPI.

Soal-soal KOSPI dirancang dengan mempertimbangkan aspek pendidikan agama Islam, sains, dan integrasi keduanya. "Kami menggunakan silabus olimpiade untuk soal-soal sains, sementara untuk pendidikan agama Islam, kami mengacu pada silabus reguler yang digunakan di sekolah. Hal ini kami lakukan agar setiap soal sesuai dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta sesuai dengan tingkatannya," penjelasan dari Vega Oktaviana, S.Si., dari tim litbang KPM bidang IPA. 

Hal ini bertujuan agar siswa merasa tertantang dan termotivasi untuk menjawab soal-soal yang akan dihadapi.

Ada kriteria penilaian tertentu dalam kompetisi KOSPI ini, “Untuk kriteria penilaian biasanya sains terintegrasi menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an, hadis, maupun akhlak. Setiap soal itu diberikan empat point full, kemudian peserta yang menjawab salah akan diberikan minus satu nilai, sedangkan peserta yang tidak menjawab itu akan diberikan nilai nol. Penilaian ini berlaku sama dengan soal bidang sains, sains terintegrasi maupun pendidikan agama islamnya. ” kata Vega.

Banyak pesan dan kesan selama KOSPI berlangsung, karena lomba ini adalah lomba KOSPI pertama, Vega menyampaikan kesannya terhadap kompetisi KOSPI “Hal yang paling berkesan, sebenarnya rencana ini sudah dari tahun lalu, tetapi Alhamdulillah tahun ini bisa terlaksana. Ini adalah lomba sains pertama yang berbasis agama islam terlebih dilaksanakan pada bulan Ramadan, momentumnya sangat tepat.” 

Antusiasme peserta selama pelaksanaan KOSPI memberikan harapan baru bagi penyelenggara agar di tahun-tahun mendatang, partisipasi peserta semakin meningkat dan tersebar di seluruh Indonesia. Vega juga menyampaikan harapannya untuk KOSPI “Mungkin kita akan membuat lomba ini menjadi dua babak atau semacamnya untuk kemajuan dari lomba KOSPI sendiri”.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement