Sabtu 23 Mar 2024 19:16 WIB

Pertamina-Pelindo Teken Kerja Sama Penyesuaian Aset di Benoa Bali  

Stok avtur dipastikan tetap aman dengan DPPU Ngurah Rai tulang punggung pasokan.

Red: Gita Amanda
Kegiatan operasional di Terminal LNG Benoa, SPMT Branch Benoa yang memiliki fungsi vital dalam penyediaan energi listrik Pulau Bali.
Foto: Dok. Pelindo
Kegiatan operasional di Terminal LNG Benoa, SPMT Branch Benoa yang memiliki fungsi vital dalam penyediaan energi listrik Pulau Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pertamina dan Pelindo menandatangani kerja sama penyesuaian aset yakni relokasi dan pembangunan kembali fasilitas terminal bahan bakar minyak (BBM) dari sisi selatan ke utara di Pelabuhan Benoa, Bali, untuk menunjang proyek yang sedang berjalan, Pusat Pariwisata Maritim Bali (BMTH).

"Selama proses pekerjaan tersebut tidak akan ada gangguan stok BBM untuk Bali," kata Direktur Rekayasa dan Infrastruktur Darat (RID) PT Pertamina Patra Niaga Eduward Adolof Kawi di Denpasar, Sabtu (23/3/2024).

Baca Juga

Ia menjelaskan Bali ditopang Terminal BBM Manggis di Kabupaten Karangasem dan Sanggaran di Kota Denpasar yang juga menjadi terminal besar pendukung stok Indonesia Timur. Selain itu, stok avtur dipastikan tetap aman dengan adanya Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Ngurah Rai sebagai tulang punggung pasokan avtur di Bali.

Sementara itu, penandatanganan perjanjian kerja sama dua entitas BUMN itu dilaksanakan oleh Eduward bersama dengan Executive Director III Pelindo Regional III Ali Sodikin. Proyek Strategis Nasional (PSN) BMTH yang saat ini sedang dikebut pekerjaannya untuk mendukung segmentasi kapal pesiar di Pelabuhan Benoa, membutuhkan sejumlah penyesuaian.

Penyesuaian itu di antaranya kawasan terminal curah cair yang selama ini dimanfaatkan oleh anak perusahaan Pertamina, PT Pertamina Patra Niaga. Fasilitas itu selama ini digunakan sebagai penerimaan dan penimbunan BBM, avtur dan aspal yang nantinya fasilitas itu diperluas menjadi area pendukung BMTH.

Adapun isi perjanjian yang berlaku selama empat tahun 11 bulan itu mencakup beberapa ruang lingkup di antaranya pemanfaatan dermaga Pelindo untuk tambatan kapal Pertamina.

Kemudian, pembangunan fasilitas penerimaan BBM dan avtur termasuk fasilitas Layanan Lindungan Perairan (LLP) dan pemadam kebakaran serta penyediaan layanan kepelabuhanan oleh Pelindo kepada Pertamina. Ia menilai sinergi kedua korporasi itu penting mengingat BMTH adalah salah satu PSN dengan jadwal yang cukup ketat.

"PT Pelindo dapat memulai aktivitas dengan lancar, jangan khawatir Pertamina mendukung penuh, karena ini juga untuk kepentingan negara," jelas Edo.

Sementara itu, Executive Director III Pelindo Ali Sodikin mengatakan kerja sama dua entitas BUMN itu menjadi titik awal baru dari sinergi yang sudah terjalin. "Ini merupakan momentum yang kami tunggu-tunggu. Kami yakin manajemen PT Pelindo dan PT Pertamina Patra Niaga telah berupaya maksimal untuk mewujudkan kerja sama ini. Mudah-mudahan perjanjian ini bisa melanjutkan sinergi yang telah berjalan dengan luar biasa," ujar Ali.

Dengan ditandatangani perjanjian tersebut maka pekerjaan pembangunan fasilitas penerimaan BBM dan avtur oleh PT Pelindo akan segera dilaksanakan. Secara paralel, juga dilakukan persiapan relokasi aset penerimaan BBM dan Avtur di Benoa Selatan oleh PT Pertamina Patra Niaga yang nantinya sudah tidak digunakan lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement