REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menyambut baik diadopsinya resolusi gencatan senjata segera dan pembebasan sandera di Gaza. Resolusi tersebut diadopsi setelah Amerika Serikat (AS) abstain dalam pemungutan suara Senin (25/3/2024)
"Indonesia menyambut baik adopsi Resolusi DK PBB 2728 (2024) yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza. Indonesia menyerukan agar Resolusi yang mengikat secara hukum ini segera diimplementasikan oleh seluruh pihak," kata Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia di media sosial X, Selasa (26/3/2024).
"Ini saatnya untuk pastikan penyaluran bantuan kemanusiaan besar-besaran dan perlindungan warga sipil di Gaza," tambah kementerian.
Empat belas negara anggota Dewan Keamanan mendukung resolusi yang diusulkan 10 negara anggota terpilih. Ada tepuk tangan di ruang dewan setelah pemungutan suara.
"Resolusi ini harus diimplementasikan. Kegagalannya tidak dapat dimaafkan," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di media sosial.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kegagalan AS memveto resolusi itu merupakan "ancaman jelas" bagi posisi sebelumnya dan akan merugikan upaya perang Israel dan pembebasan sandera yang masih ditawan di Gaza. "Pilihan kami tidak, dan sekali lagi saya katakan, tidak, mewakili perubahan kebijakan kami," kata juru bicara Gedung Putih John Kirby.
"Tidak ada yang berubah dalam kebijakan kami. Tidak ada," tambahnya.
Netanyahu membatalkan kunjungan pejabat Israel ke Washington yang dijadwalkan untuk membahas rencana invasi darat Israel ke Rafah. Kota paling selatan Jalur Gaza yang berbatasan dengan Mesir dan kini menampung lebih dari 1 juta pengungsi dari daerah lain di kantong pemukiman tersebut.
Seorang pejabat AS mengatakan Washington bingung dengan keputusan Israel tersebut dan menganggapnya berlebihan. Keputusan Netanyahu ini juga disindir anggota Kongres AS Bernie Sanders.
"Netanyahu kesal. Ia membatalkan delegasinya ke (Washington) D.C karena AS abstain dari resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera. Tapi ia tidak terlalu kesal hingga menolak 3,3 miliar dolar AS uang pembayar pajak AS untuk mendanai perang tidak bermoralnya," kata Sanders di media sosial X.
"Tidak ada lagi uang bagi Netanyahu untuk membuat lapar anak-anak Palestina," tambah senator itu.