REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menegaskan tidak ada pembatasan penukaran uang baru untuk kebutuhan Ramadhan dan Idul Fitri 2024. BI mengemas rangkaian kegiatan penukaran uang pada momen Ramadhan dan Idul Fitri dalam kegiatan Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idul Fitri (Serambi) 2024.
"Uang yang kita berikan atau tukarkan kepada masyarakat itu uang baru. Uang baru tahun edaran 2022," kata Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim dalam pembukaan Layanan Kas Keliling Terpadu di Istora Senayan, Kamis (28/3/2024).
Untuk itu, Marlison menegaskan informasi yang beredar beberapa hari lalu mengenai keterbatasan uang baru tidak benar. Marlison menegaskan BI ingin mendukung masyarakat dalam tradisi Lebaran 2024 dengan ketersediaan uang baru.
Dia menambahkan maksimal penukaran uang baru pada tahun ini Rp 4 juta. Dalam satu paket tersebut terdiri dari pecahan Rp 50 ribu berisi 20 lembar, Rp 20 ribu berisi 50 lembar, Rp 10 ribu berisi 100 lembar, Rp 5 ribu berisi 100 lembar, Rp 2 ribu berisi 200 lembar, dan Rp 1.000 berisi 100 lembar.
"Kenapa kita pakai buat paket dan satu orang satu penukar, karena kita ingin adanya keadilan dan pemerataan pada sebagian besar masyarakat. Jadi yang mendaftar di Aplikasi Pintar satu orang bisa menukar satu paket sesuai KTP-nya," jelas Marlison.
Marlison yakin batas Rp 4 juta tersebut bisa memenuhi kebutuhan masing-masing individu masyarakat. Jika melihat realisasi tahun lalu, Marlison menyebut biasanya satu orang hanya membutuhkan pecahan kecil terutama Rp 2 ribu, Rp 5 ribu, dan Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribu.
"Jadi ruang Rp 4 juta itu bisa dengan berbagai pecahan. yang mau hanya menukar Rp 500 ribu boleh, Rp 200 ribu boleh. Jadi Rp 4 juta itu maksimal saja," ungkap Marlison.
Tahun ini, Bank Indonesia (BI) mempersiapkan uang layak edar (ULE) sebesar Rp 197,6 triliun untuk memenuhi kebutuhan penukaran uang rupiah pada momen Ramadhan dan Idul Fitri 2024. BI memastikan jumlah ULE dengan kondisi baru yang disediakan tersebut meningkat 4,65 persen dibandingkan realisasi 2023 yang tercatat sebesar Rp 188,8 triliun.