Kamis 28 Mar 2024 22:43 WIB

Memahami Keistimewaan Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar

Nuzulul Quran diperingati umat Islam saat 17 Ramadhan.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Sekretaris Pimpinan Wilayah (PW) Pemuda Persatuan Islam (Persis) DKI Jakarta, Ustaz Ahmad Zuhdi menjelaskan keistimewaan Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar.
Foto: Dok. Republika
Sekretaris Pimpinan Wilayah (PW) Pemuda Persatuan Islam (Persis) DKI Jakarta, Ustaz Ahmad Zuhdi menjelaskan keistimewaan Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nuzulul Quran atau peristiwa turunnya Alquran biasanya diperingati umat Islam setiap 17 Ramadhan. Tahun ini 17 Ramadhan atau Nuzulul Quran jatuh pada Kamis (28/3/2024) jika mengacu ke pemerintah Indonesia yang memutuskan bahwa 1 Ramadhan 2024 bertepatan dengan 12 Maret 2024.

Mengenai apa keistimewaan Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar, Ustaz Ahmad Zuhdi menyampaikan, pertama, tidak ada sholat khusus atau ibadah tertentu pada malam Nuzulul Quran. Apalagi sholat atau ibadah bersifat tauqifi dan ta'abbudi, harus berdasarkan petunjuk dari Allah dan Rasul-Nya. 

Baca Juga

"Kedua, tidak ada dalil yang qath'i (pasti) yang menunjukkan tepat hari turunnya Alquran," kata Ustaz Zuhdi kepada Republika, Kamis (28/3/2024).

Sekretaris Pimpinan Wilayah (PW) Pemuda Persatuan Islam (Persis) DKI Jakarta ini mengatakan, sebagian ulama berpendapat pada tanggal 17 Ramadhan berdasarkan surat Al Anfal Ayat 41. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

۞ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَا غَنِمْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَاَنَّ لِلّٰهِ خُمُسَهٗ وَلِلرَّسُوْلِ وَلِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِ اِنْ كُنْتُمْ اٰمَنْتُمْ بِاللّٰهِ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنِۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ 

Ketahuilah, sesungguhnya apa pun yang kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka seperlimanya untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan ibnu sabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Nabi Muhammad) pada hari al-furqān (pembeda), yaitu pada hari bertemunya dua pasukan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS Al Anfal ayat 41).

Menurut Ustaz Zuhdi penafsiran tersebut kurang tepat, karena perang Badar terjadi di siang hari, sementara Alquran diturunkan di malam hari.

Mengenai apa saja keistimewaan malam Nuzulul Quran, Ustaz Zuhdi menjelaskan, sebelum mengetahui keistimewaan, maka perlu mengenal malam Nuzulul Quran, malam turunnya Alquran atau malam Lailatul Qadar. Lailatul Qadar itu artinya malam yang agung, dan Lailatul Qadar ada dua.

Pertama, Lailatul Qadar dengan pengertian malam pertama turunnya Alquran. Yaitu surat Al 'Alaq Ayat 1-5 kepada Nabi Muhammad di malam hari bulan Ramadhan. Ini juga sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Qadar Ayat 1-5 dan surat Al Baqarah ayat 185.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ 

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada Lailatul Qadar. (QS Al-Qadar Ayat 1)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗوَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗيُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ 

Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur. (QS Al Baqarah ayat 185).

Ustaz Zuhdi menjelaskan, surat Al 'Alaq ayat 1-5 diturunkan di bulan Ramadhan sebelum adanya syariat shaum atau puasa. Jadi sebelum ada syariat shaum di tahun kedua Hijriyah, nama bulan Ramadhan sudah ada yang artinya panas.

"Kedua, Lailatul Qadar yang terjadi setiap bulan Ramadhan, di mana Nabi menganjurkan untuk mencarinya di 10 hari akhir Ramadhan," ujar Ustaz Zuhdi yang juga Ketua Bidang Kerukunan Umat Beragama (KUB) Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi ini.

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Barang siapa yang beribadah pada malam Al Qadar atas dasar iman dan mengharap ridha Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."

Maka di antara keistimewaan malam Lailatul Qadar adalah Allah mengampuni dosa setiap hamba-Nya. Karena itu, Rasulullah mengajarkan doa "Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul afwa fa'fu anni" (ya Allah, sesungguhnya Engkau pemaaf, mencintai ampunan, ampunilah aku) (HR Imam Bukhari dan Imam Muslim).

"Mudah-mudahan kita terus bersungguh-sungguh di malam Ramadhan, terutama di 10 hari terakhir agar keluar Ramadhan menjadi pemenang, bukan menjadi pecundang. Menjadi pemenang karena mendapatkan maghfirah (ampunan) Allah dan mendapat predikat muttaqin (orang yang bertakwa)," kata Ustaz Zuhdi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement