REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) DKI Jakarta masih menelusuri penemuan produk bahan pangan berupa tahu dan mi yang mengandung formalin berdasarkan hasil inspeksi mendadak (sidak) Pemerintah Kota Jakarta Selatan di Pasar Santa.
"Kami melakukan sampling dan pengujian dari temuan di Pasar Santa. Hasilnya dari 20 sampel yang kami ambil ada lima sampel yang mengandung bahan berbahaya," kata Kepala BBPOM Jakarta Sofiani Chandrawati Anwar di Jakarta, Senin (1/4/2024).
Menurut dia lima sampel tersebut berupa tahu, mi, dan juga pacar cina, untuk itu pihaknya menelusuri dari mana bahan makanan tersebut berasal dan juga di mana produksinya.
Ia menjelaskan pedagang yang kedapatan menjual bahan makanan tersebut juga akan diberi edukasi petugas, agar lebih waspada ketika menerima barang dari pemasok.
"Jadi pembinaan dilakukan. Penelusuran kepada hulunya juga menjadi tugas dan tanggungjawab kami bersama PD Pasar," tuturnya.
Sofiani mengatakan pihaknya juga mengedukasi para pedagang untuk mengenali makanan yang mengandung bahan berbahaya seperti formalin, boraks, maupun zat pewarna sintetis.
Untuk itu, kata dia, para pedagang diberi edukasi terkait bagaimana mengenali ciri-ciri secara fisik produk pangan yang mengandung bahan berbahaya.
"Seperti mi yang mengkilat dan bisa bertahan berhari-hari, keras seperti karet dan tercium bau formalin itu menunjukkan ciri-ciri bahwa mi tersebut diberi formalin sebagai pengawet. Kemudian tahu keras dan kami akan memberikan edukasi kepada para pedagang supaya ketika belanja ke pasar induk nanti bisa mengenali ciri-ciri tersebut," katanya.
Ia menambahkan bahan makanan ketika dicampur dengan bahan kimia seperti formalin, boraks, dan pewarna tekstil itu bahaya bagi tubuh, meskipun tidak menimbulkan kematian secara langsung.
"Jadi formalin itu digunakan sebagai pengawet mayat, mebel dan tentu tidak boleh masuk ke dalam tubuh karena bahan berbahaya," katanya menegaskan.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Jakarta Selatan menemukan kandungan formalin dan pewarna sintetis pada tahu, mi, dan pacar cina ketika melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Santa.
"Kami mengecek di pasar swalayan maupun tradisional, untuk melihat stabilitas harga dan keamanan pangan menjelang Idul Fitri 1445 Hijriah," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Pemkot Jaksel Mukhlisin.
Menurut dia saat sidak bersama dengan petugas dari BPOM, Sudinkes Kesehatan, serta Sudinkes KPKP, ditemukan adanya pedagang yang menjual tahu, mi, dan pacar cina yang mengandung formalin serta pewarna sintetis.