REPUBLIKA.CO.ID, KABUPATEN BANDUNG -- Bupati Bandung Dadang Supriatna mengajak seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Bandung maupun masyarakat untuk menghidupkan 10 malam terakhir di bulan Ramadhan demi menggapai kemuliaan malam Lailatul Qadar.
Ia berharap para ASN dan masyarakat dapat benar-benar memanfaatkan momen 10 hari terakhir Ramadhan dengan meningkatkan berbagai ibadah, baik ibadah wajib maupun ibadah-ibadah sunah.
"Kita patut bersyukur karena kita saat ini sudah memasuki 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. Saya sengaja mengajak para ASN dan masyarakat untuk bersama-sama itikaf, kita hidupkan malam ke-21 ini. Semoga kita semua bisa mendapatkan kemuliaan malam Lailatul Qadar," ujar Dadang, dalam kegiatan itikaf malam ke-21 di Masjid Al Fathu, Kompleks Pemkab Bandung, Ahad (31/3/2024).
Dalam kegiatan itikaf malam ke-21 di Masjid Al Fathu yang terletak di Kompleks Pemkab Bandung itu, Bupati mengajak bersama Sekda Kabupaten Bandung Tjakra Amiyana, para kepala OPD, para camat, para kepala desa hingga para ketua ormas Islam dan masyarakat umum.
Orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu juga mengajak semua ASN dan masyarakat untuk dapat saling berbagi dengan sesama, salah satunya dengan tidak lupa membayar zakat fitrah, mengeluarkan infak, sadaqah dan zakat mal.
Ia menyampaikan berbagai pencapaian dan keberhasilan yang dicapai Pemkab Bandung selama 2 tahun 11 bulan, Dadang Supriatna memimpin Kabupaten Bandung. Ia mengaku siap melanjutkan kepemimpinannya dalam periode mendatang
"Atas nama pribadi, keluarga dan pemerintah daerah, saya mohon maaf atas segala kekhilafan selama ini. Mohon do'anya juga saya berencana akan berangkat umroh dalam beberapa hari ke depan. Semoga kita semua meraih kemuliaan Lailatul Qadar serta menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain," ujarnya.
Kegiatan itikaf juga diisi tausiyah yang disampaikan oleh Abuya KH Muhyiddin Abdul Qodir al Manafi. Ratusan orang yang hadir tampak antusias mengikuti tausiyah ulama kharismatik Kabupaten Bandung tersebut.
Dalam tausiyahnya, Abuya menjelaskan tentang keistimewaan malam Lailatul Qadar. Menurut Abuya KH Muhyiddin, amal ibadah yang dilakukan pada malam tersebut memiliki pahala yang lebih setara dengan ibadah seribu bulan lamanya.
Ia juga menjelaskan ciri-ciri malam Lailatul Qadar yang diantaranya adalah malam-malam ganjil di 10 malam terakhir. Namun, karena malam Lailatul Qadar tidak seorang pun mengetahui kapan datangnya, Abuya menyebut alangkah baiknya agar 10 malam terakhir diisi ibadah seluruhnya.
Abuya mengajak ratusan jama'ah yang hadir untuk bersama-sama berusaha menghidupkan dan mengisi 10 malam terakhir Ramadhan dengan berbagai ibadah, di antaranya dengan itikaf di masjid, memperbanyak solat sunat, membaca Al-Qur'an, bersedekah, berdzikir, berdo'a dan ibadah-ibadah lainnya.
"Namun ingatlah semua harus didasari dengan niat yang baik dan keikhlasan, semata-mata hanya berharap ridha Allah SWT. Semoga kita semua memperoleh kemuliaan malam Lailatul Qadar," ujar Pimpinan Pondok Pesantren As-Syifa wal Mahmudiyah itu.