Senin 01 Apr 2024 17:33 WIB

Doakan Palestina Merdeka, Ramy Youssef Dapat Tepuk Tangan Meriah di 'Saturday Night Live'

Ramy Youssef selipkan monolog soal Palestina di Saturday Night Live.

Rep: Shelbi Asrianti / Red: Reiny Dwinanda
Aktor Ramy Youssef tampilkan monolog soal Palestina di Saturday Night Live.
Foto: EPA
Aktor Ramy Youssef tampilkan monolog soal Palestina di Saturday Night Live.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor dan komedian Ramy Youssef menyisipkan doa untuk Palestina dalam monolog yang dia tampilkan di acara "Saturday Night Live" akhir pekan lalu. Warga negara Amerika Serikat keturunan Mesir itu menyerukan kemerdekaan Palestina dan pembebasan sandera.

Dikutip dari laman Variety, Senin (1/4/2024), pada bagian awal monolog, Youssef mengatakan saat itu adalah akhir pekan yang sangat spiritual. "Kita sedang berada di bulan suci Ramadhan. Besok adalah Paskah. Dan kemarin, Beyonce merilis album baru. Ada begitu banyak agama yang merayakannya secara bersamaan," ujarnya berseloroh.

Baca Juga

Bintang film Poor Things itu melanjutkan monolognya dengan bicara tentang kekuatan doa. Youssef bercanda bahwa dalam grup pertemanannya, dia adalah satu-satunya orang yang berdoa. Karena itu, banyak teman Youssef yang dalam kesulitan menelepon supaya didoakan olehnya.

Salah satu kawannya itu adalah Ahmed, yang meminta Youssef berdoa bagi keluarganya di Gaza. "Jadi, malam itu saya pergi sholat, dan sholat saya rumit. Ada banyak hal yang harus saya lakukan. Saya berkata, "Tuhan, tolong, tolong bantu keluarga Ahmed. Tolong hentikan penderitaan ini. Hentikan kekerasan. Tolong bebaskan rakyat Palestina. Dan tolong bebaskan para sandera, tolonglah semua sandera," kata Youssef.

Pada bagian lain monolognya, Youssef bicara soal pemilu AS yang akan datang, dengan mengatakan bahwa sejujurnya dia tidak menyukai pilihan mana pun yang ada saat ini. Youssef justru terpikir seharusnya Presiden AS yang berikutnya adalah seorang perempuan.

Saat Youssef mengatakan itu, sorak-sorai begitu meriah. Namun, begitu Youssef berkata tidak ada salahnya juga jika presiden berikutnya adalah seorang perempuan transgender alias waria, suara tepukan dan dukungan jauh berkurang. Menyentil itu, Youssef mengatakan warga New York bagaikan mengaku liberal, tapi sesungguhnya seperti Italia (merujuk pada retorika anti-LGBT di sana). 

"Saya membayangkan dia berpidato tentang 'perubahan' seolah perubahan (gender) yang dilakukannya kemudian berarti dia bisa mengubah negara," ujarnya.

Hal lain yang dilontarkan Youssef dalam monolognya adalah cerita saat dia dihubungi seorang pria bernama Muhammad jelang Pemilu 2020. Muhammad tergabung di tim kampanye Joe Biden, lalu menyampaikan kepadanya bahwa Biden adalah penggemar berat karya Youssef.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement