Kamis 11 Apr 2024 17:15 WIB

Tips Aman Berkendara di Jalan Pegunungan yang Terjal

Apabila mesin masih terlalu panas, cari tempat aman untuk menepi dan mendinginkan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Gita Amanda
 Bermobil di gunung membuat pengendara bisa melihat pemandangan indah, tapi juga cukup menantang karena jalan yang berkelok atau terjal. (ilustrasi)
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Bermobil di gunung membuat pengendara bisa melihat pemandangan indah, tapi juga cukup menantang karena jalan yang berkelok atau terjal. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bermobil di gunung membuat pengendara bisa melihat pemandangan indah, tapi juga cukup menantang karena jalan yang berkelok atau terjal. Selain tanjakan dan turunan, terkadang pagar pembatas yang minim menjadi hal yang membuat waswas.

Dikutip dari laman Roadtrippers, sebelum berkendara di area perbukitan atau pegunungan, pengendara disarankan melakukan berbagai persiapan. Pastikan bensin cukup, rem dan aki juga berfungsi dengan baik. 

Baca Juga

Sejumlah cairan harus diisi ulang, termasuk oli, transmisi, cairan pendingin, dan cairan pencuci kaca depan. Ban perlu diperiksa, apakah sudah memiliki tekanan angin yang baik dan membawa cadangan ban serep yang berfungsi. Selain itu, pengemudi harus bersiap untuk hal tak terduga.

Tidak jarang, jalan yang dilalui di pegunungan terpencil dan tidak dapat diprediksi. Cuaca alam yang buruk atau insiden di jalan dapat menghalangi jalan sempit atau membuat pengendara tertahan dalam waktu lama. Karenanya, dianjurkan membawa perbekalan seperti makanan, air, pakaian hangat, peralatan, P3K, dan perlengkapan keselamatan lainnya.  

Selain itu, beri tahu keluarga atau teman terdekat ke mana Anda akan pergi, sehingga mereka dapat memberi tahu pihak berwenang jika terjadi sesuatu. Karena layanan seluler dan GPS bisa hilang-timbul di pegunungan, lebih bijak jika mengenali rute sebelum berangkat dan membawa peta.

Saat sudah berada di perjalanan, berkendaralah dengan wajar. Apabila tidak terbiasa mengemudi di pegunungan, kemungkinan besar seseorang akan melaju lebih lambat dibandingkan orang lain di jalan pegunungan. Ketika sudah ada "antrean" dua atau tiga mobil di belakang karena laju Anda yang lambat, sebaiknya cari tempat yang aman untuk menepi dan biarkan mobil di belakang lewat terlebih dahulu. 

Pilihan ini lebih aman untuk Anda maupun pengendara lainnya. Sebaliknya, jika Anda kebetulan berada di belakang mobil yang mengemudi lebih lambat dari Anda, tunggulah sampai Anda memiliki jarak pandang yang jelas dan ada banyak ruang untuk melewatinya dengan aman.

Hal lain yang perlu diwaspadai adalah saat jalan turunan. Rem dapat menjadi panas dan rusak pada kendaraan apa pun, dan ini bisa menjadi situasi yang menakutkan ketika ada di pegunungan, namun ada beberapa cara untuk mencegahnya.

Solusinya, jangan terlalu banyak mengerem. Cobalah mengantisipasi tikungan tajam dengan melambat sebelum Anda mencapainya. Pindah ke gigi yang lebih rendah untuk jalan menurun, yang menempatkan sebagian pekerjaan pengereman pada mesin dan transmisi. 

Pertahankan kecepatan yang lebih lambat secara konsisten, alih-alih berakselerasi di jalan lurus lalu harus mengerem saat menikung. Jika rem mulai terasa berbeda atau Anda mencium baunya, menepilah selama 10 hingga 20 menit agar rem menjadi dingin.

Masalah umum lainnya adalah mesin yang panas berlebih ketika melaju di jalan tanjakan. Ketinggian dan tanjakan yang curam mengurangi tenaga mesin, sehingga pengendara mungkin tidak mendapatkan akselerasi seperti biasanya.  

Kiat yang bisa dicoba untuk mencegah panas berlebih aadalah menurunkan gigi sehingga pengemudi bisa mempertahankan kecepatan yang konsisten. Lebih baik mematikan pendingin mobil dan rasakan udara pegunungan yang jauh lebih nyaman. Apabila mesin masih terlalu panas, cari tempat yang aman untuk menepi dan mendinginkannya.

Di pegunungan, rambu-rambu jalan sangat berguna sehingga perlu dicermati. Tanda itu akan mengingatkan kecepatan yang disarankan sebelum tikungan, membantu mengukur seberapa lambat untuk melaju, juga memberi petunjuk sebelum ada jalan curam.

Pengendara perlu lebih berhati-hati karena bisa saja ada satwa liar melintas di jalan, terutama di malam hari. Ini perlu diwaspasdai karena dapat mengakibatkan kecelakaan serius. Jika pengemudi di jalur lain menyorotkan lampu depan, itu mungkin karena adanya satwa liar, bebatuan di jalan, atau hal lain.

Gunakan lampu depan saat cuaca buruk untuk membantu pengemudi lain melihat Anda. Jika Anda berada di jalan yang jarang dilalui pada malam hari, lampu jauh boleh dipakai untuk membantu melihat adanya satwa liar yang kemungkinan melintas. 

Namun, segera matikan lampu jauh saat melihat lampu depan mobil di jalur lain mendekat. Jika tidak, itu bisa memicu situasi berbahaya dengan membutakan pengemudi lain. Juga, jangan gunakan lampu jauh saat cuaca buruk, karena bisa memantulkan kabut tebal dan hujan, sehingga mengurangi visibilitas. 

Cuaca menjadi poin penting lain untuk diperhatikan, sebab dapat berubah dengan cepat di pegunungan. Saat cuaca menjadi sangat memburuk, jangan paksakan berkendara. Menepilah hingga situasinya lebih kondusif untuk melanjutkan perjalanan.  

Saat menepi, pilih lokasi yang datar sehingga pengemudi yang mendekat dapat melihat Anda dari kedua arah. Gunakan rem parkir dan putar roda untuk berjaga-jaga, sehingga jika terjadi hal yang tak diinginkan, mobil tidak akan tergelincir menuruni bukit.

Fokus menjadi hal yang juga amat krusial. Di jalan berkelok, pengemudi harus memusatkan perhatian supaya tetap berada di jalur. Jangan main-main dengan ponsel dan radio, dan sisakan banyak ruang antara Anda dan mobil di depan Anda.   

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement