REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Penegakan Hukum (Dirgakkum) Korlantas Polri Brigjen Pol. Raden Slamet Santoso mengimbau masyarakat yang hendak mudik Lebaran Idul Fitri 1445H/2024 dapat memanfaatkan program diskon tarif tol sebesar 20 persen yang diberlakukan oleh pemerintah di semua jalur tol saat mudik dan balik.
"Diskon tarif tol periode mudik diberlakukan tanggal 3-5 April, kemudian arus balik pada tanggal 17-19 April, di semua jalur tol sebesar 20 persen," kata Slamet dalam diskusi publik kesiapan Operasi Ketupat 2024 di Jakarta, Selasa (2/4/2024).
Slamet menyebut, pemberian diskon tarif tol ini sudah disepakati oleh pengusaha jalan tol dan pemerintah dan disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) dalam rapat koordinasi yang berlangsung siang tadi.
"Harapannya dengan diskon tarif tol ini mengurangi kepadatan, serta pemerataan masyarakat yang akan mudik dan balik tidak bertumpuk pada saat puncak arus," tutur Slamet.
Menurut dia, dengan sosialisasi lebih awal terkait diskon tarif tol ini masyarakat bisa memanfaatkan program tersebut, dan mengatur waktu perjalanan mudik dan balik lebih awal.
Pada tahun 2023, penerapan diskon tarif tol berdasarkan evaluasi Korlantas Polri kurang efektif, karena masyarakat belum tersosialisasi lebih awal, dan masih melakukan perjalan pada puncak arus mudik maupun balik.
"Temuannya, kurang efektif pemotongan diskon itu karena informasinya terlalu mepet sehingga publikasi ke masyarakat juga mepet, sehingga kurang efektif," ucapnya.
Namun, tahun ini, kata dia, informasi pemotongan tarif tol diberlakukan lebih awal, sehingga diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan keringanan diskon tarif tol yang dimulai pukul 05.00 WIB besok pagi tanggal 3 April di seluruh ruas jalan tol.
Slamet berharap dengan adanya diskon 20 persen di seluruh jalan tol dari tanggal 3 April mulai pukul 05.00 WIB sampai dengan 4 April. Kemudian, untuk arus balik dari tanggal 17 sampai 19 April ada pemerataan pergerakan masyarakat yang mau mudik dan balik.
"Diharapkan adanya pemerataan orang yang mau mudik dan balik, tidak menumpuk pada satu titik jam puncak mudik atau balik," ujar Slamet.
Pemerintah memperkirakan ada 193,6 juta masyarakat melakukan perjalanan pada momen mudik dan balik Lebaran 2024. Untuk mengantisipasi kemacetan dilakukan rekayasa lalu lintas berupa contraflow, sistem oneway dan ganjil-genap.