Kamis 04 Apr 2024 07:56 WIB

Rektor UMJ Harap China Ambil Peran dalam Penyelesaian Konflik Kemanusiaan

Dubes China untuk Indonesia menyatakan China mendukung pembebasaan Palestina.

Melalui Kedutaan Besar China untuk Indonesia, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Prof Dr Ma
Foto: Universitas Muhammadiyah Jakarta
Melalui Kedutaan Besar China untuk Indonesia, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Prof Dr Ma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Prof Dr Ma'mun Murod, MSi, mengungkapkan beberapa harapan pada pemerintah China. Melalui Kedutaan Besar China untuk Indonesia, Ma'mun tegas mengatakan agar konflik kemanusiaan menjadi perhatian penting. 

Hal itu disampaikan dalam sambutan pada acara Buka Puasa Bersama dan Santunan Anak Yatim, Piatu, dan Dhuafa, Rabu (3/24/2024), bersama Kedubes China untuk Indonesia. Ma’mun mewakili civitas academica UMJ berharap pemerintah China dapat mengambil peran yang lebih jauh dalam penyelesaian konflik kemanusiaan di Palestina.

Baca Juga

“Kita tahu bahwa ada persitiwa luar biasa yang mencabik-cabik kemanusiaan yaitu genosida di Palestina yang dilakukan oleh Israel. Harapan kami pemerintah RRT dapat berperan lebih jauh yakni dapat menjadi alternatif bagi dua posisi super power yaitu Rusia dan Amerika Serikat,” ungkap Ma’mun seperti dalam siaran persnya.

Kegiatan yang digelar di Auditorium KH Ahmad Azhar Basyir, MA., Gedung Cendekia UMJ ini menjadi ajang kedua institusi untuk berdialog. Selain terkait konflik kemanusiaan, Ma'mun juga menyampaikan harapan lainnya.

Salah satunya ialah kerja sama UMJ dan China yang diharapkan dapat terjalin lebih jauh di berbagai bidang. “Ini kedua kalinya Kedubes RRT hadir di UMJ dalam acara yang sama. Kami menyambut baik acara ini, dan juga berharap hubungan ini juga bisa dilaksanakan melalui kerja sama lainnya,” kata Ma’mun.

UMJ sangat membuka pintu kolaborasi dalam mendirikan pusat kebudayaan Islam Tionghoa di UMJ sebagaimana yang telah didiskusikan bersama beberapa waktu silam. Menurutnya, pusat kebudayaan dapat menjadi media komunikasi dan perdamaian antara Indonesia dan China.

Pernyataan tersebut disambut baik oleh Duta Besar China untuk Indonesia Chargé d'Affaires Ad Interim Zhou Kan. Ia menghargai Indonesia sebagai salah satu negara Islam terbesar. Hubungan antara kedua negara pun cukup baik dilihat dari kerja sama berbagai projek pembangunan dan kunjungan Presiden Joko Widodo ke China yang pada 2023 dilakukan dua kali dalam satu tahun.

Terkait penyelesaian konflik di Palestina, Zhou Kan menegaskan bahwa China mendukung pembebasaan Palestina dan turut berpartisipasi aktif dalam kerja sama degan negara-negara Timur Tengah di antaranya Arab Saudi, Iran, dan Iraq, untuk membuat kawasan perdamaian.

Dalam rangka mencapai tujuan itu, China bersedia membantu Indonesia untuk mendorong resolusi konflik yang adil. Menurutnya Muhammadiyah adalah salah satu organisasi penting dalam menjaga kerukunan dan membangun kesejahteraan masyarakat.

Maka dari itu, ia menuturkan bahwa China menjadikan Muhammadiyah sebagai mitra strategis dalam mewujudkan hal tersebut. Zhou Kan menyebut hubungan pemerintah China dan Muhammadiyah sangat dekat. Hal itu dibuktikan dengan rencana kunjungan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir, MSi, ke China pada Juni 2024 mendatang. 

Pada kesempatan itu turut hadir Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMJ sekaligus Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu'ti, MEd, Wakil Rektor IV Dr Septa Candra, MH, ketua lembaga, kepala kantor, dekan dan wakil dekan di lingkungan UMJ. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement