Jumat 05 Apr 2024 03:48 WIB

Pemudik Diimbau Waspada dan Hati-Hati, BMKG Keluarkan Peringatan Hujan Lebat 4-11 April

Potensi hujan lebat diakibatkan oleh adanya fenomena Madden Julian Oscillation.

Sejumlah petugas menyusun motor pemudik ke atas truk saat kegiatan pelepasan truk mudik bareng Honda di pelataran parkir Bhanda Ghara Reksa (BGR) Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (4/4/2024). PT Astra Honda Motor (AHM) memberangkatkan sekitar 28 truk untuk mengantar 1.109 kendaraan milik pemudik dengan rute Jakarta-Yogyakarta, Jakarta-Semarang dan program ini merupakan salah satu upaya AHM dalam melayani konsumen bersilaturahmi dengan keluarga di kampung halaman pada Hari Raya Idul Fitri 1445 H. 
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Sejumlah petugas menyusun motor pemudik ke atas truk saat kegiatan pelepasan truk mudik bareng Honda di pelataran parkir Bhanda Ghara Reksa (BGR) Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (4/4/2024). PT Astra Honda Motor (AHM) memberangkatkan sekitar 28 truk untuk mengantar 1.109 kendaraan milik pemudik dengan rute Jakarta-Yogyakarta, Jakarta-Semarang dan program ini merupakan salah satu upaya AHM dalam melayani konsumen bersilaturahmi dengan keluarga di kampung halaman pada Hari Raya Idul Fitri 1445 H. 

REPUBLIKA.CO.ID, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan adanya potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang akan terjadi saat masa mudik Lebaran tahun ini. Khususnya pada 4-11 April 2024.

“Beberapa fenomena diprakirakan menimbulkan potensi hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat, petir, dan angin kencang di sebagian wilayah Indonesia sampai 11 April 2024,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (4/4/2024).

Baca Juga

Dwikorita menyebutkan beberapa wilayah pada 4-7 April 2024 diperkirakan mengalami angin kencang, gelombang tinggi, kilat, dan petir yakni Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Bangka, dan Lampung. Selain itu, juga berpotensi terjadi di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur.

Kemudian Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua. Sementara pada 8-11 April 2024 beberapa provinsi akan mengalami hujan lebat seperti di Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT.

Selanjutnya Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Dwikorita menyebutkan potensi hujan tersebut diakibatkan oleh adanya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) atau kumpulan awan-awan hujan yang sudah mulai melintasi kepulauan di Indonesia. Kumpulan awan-awan hujan tersebut berarak-arakan bergerak dari sebelah timur Afrika di Samudra Hindia sepanjang khatulistiwa dan melintasi kepulauan di Indonesia yang kemudian menuju Samudra Pasifik.

 

Dwikorita menuturkan sesuai hasil deteksi dan prediksi beberapa hari sebelumnya, diketahui saat ini arak-arakan awan hujan itu sudah benar-benar terlihat di Indonesia terutama di bagian barat dan akan menuju tengah yang pada akhirnya ke timur. Selain MGO, fenomena lain yang turut menyebabkan hujan sedang hingga lebat saat mudik Lebaran adalah fenomena gelombang atmosfer yaitu gelombang Kelvin dan Rossby Ekuator serta hangatnya suhu muka air di Kepulauan Indonesia.

Ia mengatakan, dua fenomena tersebut juga berperan penting dalam meningkatkan pembentukan awan-awan hujan di Kepulauan Indonesia. Bahkan, BMKG pun baru saja mendeteksi munculnya Bibit Siklon Tropis baru yaitu Bibit Siklon 96S yang muncul di sekitar Laut Sawu dan saat ini pada posisi 10,2 derajat Lintang Selatan serta 121 derajat Bujur Timur.

“Diidentifikasi menunjukkan kecenderungan (Bibit Siklon Tropis) akan terjadi dalam beberapa hari ke depan. Ini yang baru saja terdeteksi pagi tadi dini hari,” ujarnya.

 

Bibit Siklon ini mengakibatkan kecepatan angin maksimum berkisar antara 16 sampai 20 knot atau 28 sampai kilometer per jam dengan tekanan di pusatnya di sekitar 1.007 milibar. Bibit Siklon itu bergerak ke arah barat daya ke selatan menjauhi perairan selatan Nusa Tenggara Timur (NTT) menuju Australia dan dalam 24 sampai 48 jam ke depan berpeluang rendah menjadi Siklon Tropis.

Namun, dalam waktu 48 sampai 72 jam ke depan Bibit Siklon tersebut berpeluang sedang hingga tinggi menjadi Siklon Tropis dengan arah gerak ke arah barat daya selatan menjauhi wilayah Indonesia menuju Australia. Bibit Siklon 96S yang saat ini masih berada di NTT tersebut dapat memberikan dampak langsung dan tidak langsung terhadap kondisi cuaca di beberapa wilayah Indonesia dalam waktu 24-48 jam ke depan.

Dampaknya berupa hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan NTT serta terjadi angin kencang di sekitar Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT.

"Kemudian perlu diwaspadai gelombang tinggi dengan ketinggian 1,25-2,5 meter di sekitar Samudra Hindia selatan NTB dan Samudra Hindia selatan NTT, Selat Sumba bagian barat, perairan selatan Pulau Sumba, perairan selatan Kupang hingga Pulau Rote dan Laut Sawu bagian selatan," katanya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement