REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadhan dan Lebaran mengubah pola serta pengaturan waktu kerja para karyawan. Teknologi pun hadir untuk membantu perusahaan melakukan penyesuaian agar produktivitas kerja dan puasa sama-sama berjalan lancar.
Penyesuaian jam kerja banyak dilakukan oleh perusahaan dan karyawan untuk mengakomodasi puasa. Berdasarkan data perusahaan Software-as-a-Service (SaaS), Mekari, waktu masuk kantor mereka yang bekerja di institusi pemerintah mundur 20 menit dari biasa dan waktu pulang kantor, maju 1 jam lebih awal. Perubahan jam kerja sesuai peraturan presiden yang telah dikeluarkan.
"Untuk perusahaan non-pemerintah, data menunjukkan bahwa karyawan tetap clock-in di jam yang sama di luar bulan Ramadhan. Namun, mereka cenderung clock-out lebih awal agar bisa berbuka di rumah," kata Head of Business Mekari Talenta Stevens Jethefer melalui keterangan tulis, Sabtu (6/4/2024).
Stevens menambahkan, teknologi menjadi salah satu alat yang bisa digunakan perusahaan untuk mengatur pekerjaan dan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) selama Ramadhan dan Lebaran. Teknologi berupa solusi human resource berbasis komputasi awan mempermudah HR melakukan berbagai pengaturan ulang. Mulai dari mengubah jam masuk dan jam pulang bagi karyawan hingga memperkirakan kebutuhan tenaga kerja yang harus piket selama saat Lebaran.
Setelah Lebaran, solusi HR juga dapat membantu perusahaan untuk merekrut karyawan baru. Mulai dari mempermudah penyebaran informasi lowongan hingga memproses CV kandidat yang masuk.
"Sebab itu, perusahaan perlu menjadikan momentum Ramadhan untuk mendigitalisasi sistem HR mereka," ujar Stevens.