Selasa 09 Apr 2024 12:04 WIB

BNPB: Listrik dan Jalur Komunikasi Putus Akibat Banjir di Minahasa Utara

Hujan di Minahasa menyebabkan bencana banjir, longsor dan pohon tumbang.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang warga membersihkan lumpur rumahnya setelah terendam banjir di Sulawesi Utara
Foto: ANTARA FOTO/Fiqman Sunandar
Seorang warga membersihkan lumpur rumahnya setelah terendam banjir di Sulawesi Utara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memantau banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara pada Ahad (7/4/2024). Kejadian tersebut membuat ratusan orang harus mengungsi untuk sementara ini dan jalur listrik pun terputus. 

"Berdasarkan laporan dari Pusdalops BNPB sebanyak 268 Kepala Keluarga atau 1.071 jiwa terdampak dan 154 Kepala Keluarga atau 615 jiwa mengungsi," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya pada Selasa (9/4/2024). 

Abdul menyebut banjir terjadi pada Ahad pagi dipicu hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi di wilayah Kabupaten Minahasa Utara. Khususnya di Kecamatan Likupang Selatan, Likupang Timur, Likupang Barat dan Wori.

"Sehingga menyebabkan bencana banjir, longsor dan pohon tumbang," ujar Abdul. 

Abdul menyampaikan lokasi mengungsi warga di tempat ibadah, rumah warga yang tidak terdampak, balai desa, dan tenda yang didirikan desa setempat. Untuk memenuhi kebutuhan logistik pengungsi pendirian dapur umum dari desa setempat serta bantuan dari berbagai pihak.

"Dampak banjir setinggi 70 cm menyebabkan 422 unit rumah terendam, dan 1 fasilitas Pendidikan rusak berat," ujar Abdul. 

Sebagai penanganan banjir dan longsor, BPBD Kabupaten Minahasa Utara melakukan evakuasi warga yang terdampak banjir, penanganan material longsor yang menutupi badan jalan dan melakukan pendataan. Dari informasi BPBD Kabupaten Minahasa Utara pada Senin (8/4) dampak banjir memutus jaringan listrik, dan jaringan komunikasi. 

"Kondisi terkini jaringan listrik belum seluruhnya tersambung begitu pula dengan jaringan komunikasi," ujar Abdul. 

Tercatat, wilayah terdampak banjir meliputi empat Kecamatan dan 21 Desa terdampak. Desa Rinondoran, Maen, Likupang Satu, Winuri, Kampung Ambong, Sarawet, Pinenek, Kokoleh Dua, Marinsow di Kecamatan Likupang Timur.

Desa Maliambao, Termal dan Munte di Kecamatan Likupang Barat. Desa Paslaten, Batu dan Kaweruan di Kecamatan Likupang Selatan. Desa Bulo, Pontoh, Talawaan Atas, Lansa,Talawaan Bantik, dan Tiwoho di Kecamatan Wori.

Adapun wilayah terdampak tanah longsor meliputi tiga Kecamatan yaitu Desa Kokoleh Dua, Marinsow di Kecamatan Likupang Timur, Desa Kaweruan di Kecamatan Likupang Selatan, dan Desa Munte di Kecamatan Likupang Barat.

"Bencana Longsor sempat memutus akses jaringan utama. Tim gabungan melakukan penanganan longsor, kini jalan utama baru bisa diakses dilewati satu jalur. Saat ini banjir berangsur surut. Tim gabungan melakukan pembersihan material banjir dan longsor," ucap Abdul. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement