Kamis 11 Apr 2024 12:45 WIB

Enam Warga Sipil Jadi Korban Serangan Separatis Papua dalam Sepekan

Penyerangan kelompok Papua Merdeka juga mengarah pada Orang Asli Papua

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Personel Kelompok Separatis Teroris Papua. Aksi penyerangan kelompok separatisme bersenjata terhadap warga sipil di Papua masih terus berlanjut.
Foto: Istimewa
Personel Kelompok Separatis Teroris Papua. Aksi penyerangan kelompok separatisme bersenjata terhadap warga sipil di Papua masih terus berlanjut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Aksi penyerangan kelompok separatisme bersenjata terhadap warga sipil di Papua masih terus berlanjut. Dalam sepekan terakhir sedikitnya enam warga biasa di sejumlah wilayah di Papua menjadi sasaran penembakan, dan pembunuhan, serta korban dari kontak tembak kelompok bersenjata Papua merdeka itu dengan pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI)-Polri. Serangan terhadap warga sipil tersebut bukan cuma terhadap warga pendatang, namun juga memakan korban jiwa dari orang asli Papua (OAP).

Dalam siaran pers resmi Operasi Damai Cartenz, rangkaian penembakan terhadap warga biasa itu terjadi dalam peristiwa yang berbeda. Pun terjadi di wilayah yang berbeda-beda. Akan tetapi Kepala Satgas Operasi Damai Cartenz Komisaris Besar (Kombes) Faizal Ramadhani mengidentifikasi serangan-serangan tersebut sengaja dilakukan kelompok separatisme. Serangan pertama, terjadi di Kampung Modusit, di Distrik Serambakon, di Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan pada Senin (8/4/2024) malam waktu setempat.

Penyerangan itu, kata Kombes Faizal menyasar Timo Kasipmabin (45 tahun), OAP yang diketahui sebagai Kepala Kampung Modusit. Kombes Faizal menuding, dalang penyerangan tersebut dilakukan oleh Ananias Ati Mimin yang diketahui selaku pemimpin kelompok separatisme di kawasan Bintang Timur. “Korban atas nama Timo Kasipmabin dibunuh oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Ananias Ati Mimin di Kampung Modusit. Korban adalah Kepala Kampung Modusit, yang juga sebagai Satpol PP Kabupaten Pegunungan Bintang,” begitu kata Kombes Faizal, Kamis (11/4/2024).

Menurut Kombes Faizal, Timo Kasipmabin dibunuh oleh kelompok kriminal bersenjata lantaran perannya sebagai petugas pamong praja yang turut membantu aparat keamanan TNI-Polri dalam pengamanan wilayah perkampungannya dari aksi-aksi sepihak kelompok separatisme. Adapun peristiwa kedua, terjadi pada hari yang sama (8/4/2024) di Intan Jaya, Papua Tengah. Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Prabowo mengabarkan, dua warga di Pos Bank Papua, dan di Pos BPD menjadi korban tembakan atas serangan separatisme.

Dalam siaran pers disebutkan, serangan kelompok bersenjata ketika itu terjadi setelah Operasi Damai Cartenz melakukan penangkapan terhadap terduga anggota kelompok separatisme Bui Wonda alias Bossman Wonda (BW). Bossman Wonda adalah OAP, yang dalam catatan kepolisian bagian dari kelompok separatisme Intan Jaya.

“BW adalah salah-satu jaringan KKB di Intan Jaya yang dipimpin oleh Undius Kogoya,” begitu kata Kombes Benny. “BW ditangkap oleh Operasi Damai Cartenz terkait dengan kepemilikan senjata api, dan amunisi,” sambung Kombes Benny.    

Pada Selasa (9/4/2024) laporan resmi dari Polda Papua juga mengabarkan, terjadi peristiwa penembakan di Kampung Kago, di Distrik Ilaga, Puncak Papua Tengah. Dilaporkan dua warga biasa ditembak di kios Jembatan Yesey. “Korban pertama atas nama Pampang mengalami luka tembak di kepala bagian kanan. Dan korban kedua, bernama Nortinus, orang asli Papua yang terkena rekoset di bagian pinggang,” begitu kata Kasatgas Humas Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno.

Kedua korban tersebut, kata AKBP Bayu sempat dilarikan ke RSDU Ilaga lantaran pendarahan dan kritis. “Kami masih menyelidiki kelompok KKB yang melakukan penyerangan dua warga sipil tersebut,” begitu kata AKBP Bayu.

Operasi Damai Cartenz juga mengabarkan dua korban pembunuhan kelompok separatisme di Yahukimo, Papua Pegunungan yang terjadi pada Sabtu (30/3/2024), dan Kamis (4/4/2024) lalu. Disebutkan, dua warga pendatang asal Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) atas nama Jhonsep Salempang, dan Yosep Pulung meninggal dunia akibat serangan kelompok bersenjata. Korban Jhonsep, laki-laki 25 tahun adalah seorang sopir pengantar air kemasan.

“Jenazah korban ditemukan di sekitar Kompleks Bandara Nop Goliat di Dekai, dengan kondisi luka sabetan senjata tajam di bagian belakang, pundak bagian kanan bawah, dan luka sabetan di bagian perut sebelah kanan,” begitu kata Kastagas Damai Cartenz Kombes Faizal.

Adapun korban kedua, Yosep Pulung merupakan aparatur sipil negara (ASN) di Kabupaten Yahukimo.”Korban dibunuh dengan cara ditikam bagian perutnya sehingga meninggal dunia,” begitu ujar Kombes Faizal.

Kata dia, dua kejadian tersebut, terkait dengan aksi-aksi kekerasan kelompok separatisme yang disebutnya menyasar ke semua kalangan di Papua. “Kami (Satgas Damai Cartenz) sangat prihatin dengan jatuhnya korban jiwa dari masyarakat biasa ini. Dan kami sangat mengutuk kekerasan-kekerasan tidak manusiawi yang dilakukan KKB ini,” begitu kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement