REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asian Development Bank (ADB) memproyeksikan inflasi di kawasan Asia dan Pasifik turun ke 3,2 persen pada 2024, seiring dengan berkurangnya tekanan harga secara global.
"Inflasi di kawasan Asia dan Pasifik yang sedang berkembang diperkirakan akan turun ke 3,2 persen tahun ini dan 3 persen tahun depan,” kata Kepala Ekonom ADB Albert Park di Jakarta, Kamis (11/4/2024).
Penurunan inflasi tersebut diproyeksikan terjadi seiring dengan berkurangnya tekanan harga global dan kebijakan moneter yang masih cukup ketat di banyak perekonomian negara. Namun, di luar Tiongkok, inflasi di kawasan ini masih lebih tinggi daripada sebelum terjadi pandemi COVID-19.
Albert mengatakan harga beras turut berkontribusi pada tingginya inflasi harga pangan, terutama bagi perekonomian yang bergantung pada impor. Harga beras kemungkinan akan tetap tinggi tahun ini, menurut laporan Asian Development Outlook (ADO) April 2024.
Penyebabnya mencakup kegagalan panen akibat cuaca buruk dan pembatasan India terhadap ekspor beras.
Kenaikan biaya pengapalan global akibat serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan kekeringan di Terusan Panama, kemungkinan juga dapat menambah inflasi di Asia.
Untuk mengatasi kenaikan harga beras dan melindungi ketahanan pangan, berbagai pemerintah dapat memberikan subsidi yang ditargetkan kepada populasi rentan dan meningkatkan transparansi serta pemantauan pasar untuk mencegah manipulasi harga dan penimbunan.
Dalam jangka menengah dan panjang, kebijakan perlu difokuskan pada penciptaan cadangan beras strategis untuk menstabilkan harga, mempromosikan pertanian berkelanjutan dan diversifikasi tanaman pangan, serta berinvestasi pada teknologi dan infrastruktur agrikultur guna meningkatkan produktivitas.
Kerja sama regional juga dapat membantu dalam mengelola harga beras dan dampaknya, jelas laporan tersebut.
ADB berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem.
Didirikan pada 1966, ADB dimiliki oleh 68 anggota, yang mana 49 anggota di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik.