REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Sekelompok peretas mengeklaim berhasil membobol komputer Kementerian Pertahanan Israel dan mengambil informasi sensitif. Sumber keamanan mengonfirmasi kepada harian Israel, Hayom bahwa sistem kementerian telah dibobol.
Namun, mereka tidak menyebutkan apakah data yang dicuri itu sensitif. Kelompok peretas itu, yang membuat klaim di Telegram, menegaskan mereka telah berhasil mengakses data dari sistem komputer Kementerian Pertahanan, kata harian itu.
Di antara dokumen yang diduga milik Kementerian Pertahanan itu berisi informasi soal "komunikasi dan perintah," yang para peretas tawarkan dengan harga 50 bitcoin (sekitar Rp 54,6 miliar). Hayom juga melaporkan, peretas juga memperoleh data ekstensif, namun hanya akan mempertimbangkan untuk menjualnya jika Israel setuju membebaskan 500 tahanan Palestina.