Ramadhan, bulan puasa yang ditunggu-tunggu kedatangannya. Ketika usai, banyak yang bersedih karena ditinggalkan. Nabi SAW bahkan pernah mengatakan, “Andai kata orang- orang tahu keutamaan yang terkandung di dalam bulan Ramadhan, niscaya mereka ingin agar satu tahun itu adalah bulan Ramadhan semua.” Puasa Syawal secara psikologis menjadi semacam obat dari kesedihan karena ditinggal pergi Ramadhan.
Sementara itu, Syekh Khatib al-Syarbini, dalam kitabnya Mughni al-Muhtaj menjelaskan sebagai berikut ini:
وَرَوَى النَّسَائِيُّ خَبَرَ «صِيَامُ شَهْرِ رَمَضَانَ بِعَشَرَةِ أَشْهُرٍ، وَصِيَامُ سِتَّةِ أَيَّامٍ بِشَهْرَيْنِ، فَذَلِكَ صِيَامُ السَّنَةِ» أَيْ كَصِيَامِهَا فَرْضًا، وَإِلَّا فَلَا يَخْتَصُّ ذَلِكَ بِرَمَضَانَ وَسِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ؛ لِأَنَّ الْحَسَنَةَ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا.
Artinya: Imam al-Nasa’i meriwayatkan hadits: pahala puasa bulan Ramadhan sebanding dengan berpuasa sepuluh bulan, pahala berpuasa enam hari Syawal sebanding dengan berpuasa dua bulan, maka yang demikian itu adalah puasa satu tahun. Maksudnya seperti berpuasa wajib selama setahun, sebab jika tidak demikian maka tidak terkhusus dengan Ramadhan dan enam hari Syawal, sebab satu kebaikan dilipatgandakan pahalanya menjadi sepuluh kali lipat.”