Selasa 16 Apr 2024 17:47 WIB

Rupiah Tembus 16 Ribu, Pengusaha Makanan Minuman Minta BI Stabilisasi

Pihaknya memerlukan banyak bahan baku yang mesti diimpor.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi Lukman di Jakarta, Selasa (16/4/2024).
Foto: ANTARA/Muzdaffar Fauzan
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi Lukman di Jakarta, Selasa (16/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi Lukman berharap agar Bank Indonesia atau BI segera melakukan intervensi guna memulihkan nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar AS.

"Kita berharap pemerintah bisa segera mengantisipasi khususnya nilai tukar ini kalau bisa BI segera mengintervensi karena ini kan habis liburan, mudah-mudahan segera dilakukan, supaya stabil agar tidak terlalu berat," katanya ditemui di Jakarta, Selasa (16/4/2024).

Baca Juga

Dirinya mengatakan dampak dari pelemahan nilai tukar tersebut terhadap sektor makanan dan minuman yakni berpengaruh pada harga pokok produksi, serta biaya logistik. Ia menjelaskan pihaknya memerlukan banyak bahan baku yang mesti diimpor. Sehingga, pelemahan nilai tukar itu secara langsung memberikan dampak negatif dalam proses tersebut.

"Kita banyak sekali bahan baku yang harus kita impor dan tentu akan berpengaruh terhadap harga pokok produksi kita. Meskipun kita ada ekspor juga, kalau industri mamin (makanan dan minuman) total ekspor kita sekitar 11 miliar dolar AS, impor kita cukup banyak untuk bahan baku. Ini yang sangat berat," katanya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan selain nilai tukar yang melemah, potensi eskalasi konflik Iran-Israel turut memberikan dampak negatif bagi industri mamin di tanah air.

"Dari laporan Food and Agriculture Organization sebelum serangan Iran ke Israel saja sudah ada peningkatan satu persen harga pangan dunia dibandingkan bulan Februari, terutama biji-bijian, beberapa produk dairy, susu, daging dan sebagainya. Ini yang harus kita antisipasi," katanya.

Sebagai informasi, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada Selasa dibuka merosot usai liburan Lebaran 2024 akibat konflik Iran dan Israel, serta sentimen penundaan pemotongan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS). Pada awal perdagangan Selasa pagi, rupiah turun 240 poin atau 1,51 persen menjadi Rp16.088 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya pada 5 April 2024 sebesar Rp15.848 per dolar AS

Sementara pada Sabtu (13/4) puluhan rudal balistik dan ratusan pesawat nirawak (drone) diluncurkan Iran ke Israel. Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) menyatakan bahwa aksi tersebut sebagai balasan atas serangan Israel terhadap Konsulat Iran di Damaskus pada 1 April 2024.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement