REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Uni Eropa melihat adanya "tanda-tanda deeskalasi" di Timur Tengah, kata juru bicara kebijakan luar negeri Uni Eropa Peter Stano pada Jumat, (19/4/2024). Stano menyatakan hal tersebut dalam rangka mengomentari laporan tentang serangan balasan Israel terhadap Iran semalam.
"Kami mengetahui berbagai laporan. Kami belum melihat adanya konfirmasi resmi mengenai dugaan serangan tersebut," kata Stano kepada wartawan. "Sebaliknya, kami melihat tanda-tanda yang mengarah atau mengindikasikan ke arah deeskalasi. Ini adalah sesuatu yang diminta oleh Uni Eropa," tambahnya.
Sebelumnya pada hari yang sama, Israel melancarkan serangan udara terhadap Iran sebagai tanggapan atas serangan rudal dan drone Teheran pada akhir pekan, menurut laporan sejumlah media Iran. Ledakan tersebut dilaporkan terjadi di dekat kota Isfahan.
Sistem pertahanan udara Iran merespons serangan sejumlah drone yang dilakukan di sejumlah provinsi di negara tersebut. Sebanyak tiga pejabat Iran mengatakan kepada The New York Times bahwa sasaran serangan itu adalah pangkalan udara dekat Isfahan.
Pada Sabtu (13/4/2024), Korps Garda Revolusi Islam Iran meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal ke Israel dalam serangan langsung pertamanya di wilayah Israel. Serangan itu terjadi sebagai respons atas serangan udara mematikan Israel terhadap konsulat Iran di ibu kota Suriah pada awal April. Juru bicara IDF Daniel Hagari mengatakan, Israel telah mencegat hingga sebesar 99 persen target udara yang ditembakkan Iran, termasuk semua drone.