Ahad 21 Apr 2024 18:40 WIB

KAI: tak Ada Penumpang Kereta Jadi Korban Insiden Tabrak Bus di Sumsel

KAI Divre IV mengonfirmasi empat penumpang bus meninggal dan 15 luka-luka.

Penumpang berada di dalam gerbong kereta api Rajabasa tujuan Palembang-Tanjung Karang Bandar Lampung di stasiun Kertapati, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (1/1/2021).
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Penumpang berada di dalam gerbong kereta api Rajabasa tujuan Palembang-Tanjung Karang Bandar Lampung di stasiun Kertapati, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (1/1/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional IV Tanjungkarang menyebutkan tidak ada penumpang kereta api yang menjadi korban dalam insiden tabrakan KA dengan bus di perlintasan wilayah Way Pisang dan Martapura, Sumatera Selatan, Ahad (21/4/2024) siang.

"Tidak ada penumpang KA dan awak kru KA yang menjadi korban jiwa, seluruhnya selamat pada insiden tersebut," kata Manajer Humas KAI Divre IV Tanjungkarang Azhar Zaki Assjari disiarkan ANTARA di Jakarta.

Baca Juga

Meski begitu, Zaki menyebut ada korban pada penumpang bus. Ketika KAI Divre IV Tanjungkarang melakukan proses evakuasi ke rumah sakit terdekat antara lain empat korban jiwa dan 15 mengalami luka-luka.

Ia menjelaskan akibat insiden tersebut perjalanan KA Rajabasa dan KA Kuala Stabas terganggu dan mengalami keterlambatan, kereta api lainnya seperti KA Barang juga sempat tertahan. Namun, proses evakuasi telah selesai dilakukan pada pukul 15.24 WIB sehingga perjalanan KA telah kembali normal.

Saat kejadian, lanjut Zaki, masinis kereta tersebut telah membunyikan semboyan 35 secara berulang tapi tidak diindahkan oleh pengemudi bus sehingga temperan tidak bisa dihindari. "Masinis sudah mencoba menghentikan kereta api, namun karena jarak yang sudah dekat serta laju tonase kereta api, bus akhirnya terseret sekitar 50 meter," ucap Zaki.

Ia menyebutkan atas kejadian tersebut, KAI mengalami kerugian materiil yang mengakibatkan perjalanan KA Rajabasa dan KA Kuala Stabas harus terlambat serta beberapa KA lainnya juga tertahan. Atas kejadian ini, Zaki menyayangkan masih adanya pengguna jalan yang kurang berhati-hati dan tidak berhenti dan tengok kanan serta kiri saat melintas di perlintasan KA.

Ia mengingatkan masyarakat baik pengendara kendaraan bermotor ataupun pejalan kaki untuk tetap berhati-hati saat melintas di perlintasan sebidang. Secara hukum, aturan pada saat kendaraan melintasi perlintasan kereta sudah diatur tegas dalam Pasal 114 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).

Pasal tersebut berbunyi, pada perlintasan sebidang antara jalur kereta api dan jalan, pengemudi kendaraan wajib berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, palang pintu kereta api sudah mulai ditutup, dan/atau isyarat lain. Pengemudi kendaraan wajib mendahulukan kereta api dan memberikan hak utama kepada kendaraan yang lebih dahulu melintasi rel.

KAI Divre IV Tanjungkarang menyesalkan terjadinya kecelakaan di perlintasan KM 193+7 Petak Jalan Way Pisang dan Martapura. "Pengendara diimbau agar selalu berhati-hati saat melintas di perlintasan sebidang," kata Zaki.

Sebelumnya ANTARA memberitakan, Kereta Api Tanjung Karang menuju Kertapati menabrak sebuah bus angkutan penumpang di pelintasan wilayah Way Tuba Martapura, Sumatra Selatan, Minggu. Atas peristiwa tersebut korban para penumpang berhamburan diduga akibat terkena hantaman kereta api.

Berdasarkan keterangan warga sempat mendengar suara dentuman sekitar pukul 14.00 WIB. Sebelum mendengar suara dentuman warga juga mendengar suara klakson ataupun bunyi kereta api yang cukup panjang.

 

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement