Hadits ke-16 Arbain Nawawi: Jangan Marah
Oleh Syahruddin El Fikri
SAJADA.ID--Sahabat yang dirahmati Allah SWT. Setiap manusia punya emosi yang terkadang bisa dikendalikan, namun ada pula yang susah dikendalikan, sehingga menimbulkan dampak besar. Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk bisa menjaga emosinya.
"Jangan marah," begitulah salah satu kalimat singkat pesan Rasulullah SAW.
Hal ini ditegaskan Rasullullah SAW sebagai termaktub dalam kitab Arbain Nawawi pada hadits No. 16.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصِنِي قَالَ لَا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لَا تَغْضَبْ
رَوَاهُ البُخَارِي
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, seorang lelaki berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berilah aku wasiat.” Beliau menjawab, “Janganlah engkau marah.” Lelaki itu mengulang-ulang permintaannya, (namun) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (selalu) menjawab, “Janganlah engkau marah.” (HR. Bukhari, no. 6116)
Adapun maksud hadits ini adalah supaya setiap muslim untuk tidak mudah marah.
Kata "jangan marah" ini menurut sebagian ulama memiliki dua makna, yakni:
1. Menahan diri ketika ada sebab yang membuat kita marah, sampai kita tidak marah.
2. Jangan sampai melakukan kelanjutan dari marah. Jika ada yang mau marah hingga mau mentalak istrinya, maka kita katakan, “Bersabarlah, tahanlah diri terlebih dahulu.”
Kandungan Hadits ke-16 Arbain Nawawi ini adalah:
1. Semangatnya para sahabat dalam mencari ilmu untuk diamalkan. Mereka tak segan bertanya kepada Rasulullah SAW agar diberi nasihat demi melaksanakan ajaran Islam dengan baik.
2. Nasihat bisa disesuaikan dengan kondisi orang yang dinasihati. Dan saat memberikan nasihat pun harus melihat situasi supaya tidak mudah memancing emosi pihak lain.
3. Larangan marah sampai diwasiatkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dikarenakan marah itu punya mafsadat (kerusakan) yang besar. Ada yang sampai marah hingga menalak istrinya. Ada yang sampai marah hingga berjanji tidak mau lagi berbicara, lalu akhirnya ia menyesalinya. Inilah kenapa Rasulullah SAW tak segan menasihati umatnya agar senantiasa bersabar bila mengalami sebuah musibah atau ujian.
4. Islam melarang dari akhlak yang jelek. Marah merupakan salah satu bentuk nafsu setan. Karena itu, sikap marah harus dikendalikan.
5. Islam juga melarang hal-hal yang dapat menimbulkan marah dan berbagai dampak jeleknya.
6. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulangi wasiat “jangan marah” menunjukkan pentingnya wasiat ini.
Demikianlah kandungan hadits ke-16 Arbain Nawawi. Semoga bermanfaat.
(sajada.id)