Rabu 24 Apr 2024 07:23 WIB

Asosiasi UMKM: Perkuat Pasar Domestik Hindari Dampak Konflik Iran-Israel

Dampak konflik ini terasa apabila pelaku UMKM sangat bergantung pada impor.

Ilustrasi UMKM.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Ilustrasi UMKM.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Edy Misero mengatakan bahwa para pelaku UMKM Indonesia harus memperkuat pasar domestik untuk meminimalkan dampak konflik Iran dan Israel yang saat ini masih berlangsung. Edy mengatakan, konflik Iran-Israel yang telah berlangsung sekitar dua pekan, belum menunjukkan dampak signifikan terhadap UMKM Indonesia, khususnya dalam pemasaran domestik.

Dia mengatakan dampak konflik ini terasa apabila pelaku UMKM sangat bergantung pada impor bahan baku sehingga berdampak terhadap produksi dalam negeri.

Baca Juga

“Maka kita harus menjaga konsumen lokal kita, sekitar 280 juta rakyat Indonesia adalah konsumen yang harus kita jaga agar kita tetap prospektif untuk tetap bertahan,” katanya, Selasa (23/4/2024).

Konflik Iran-Israel mengakibatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS merosot. Pada Selasa (23/4), rupiah mencapai Rp 16.244 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 16.237 per dolar AS.

Sejumlah ekonom memprediksi konflik Iran dan Israel juga akan memicu kenaikan harga minyak dunia dan emas. Di tengah situasi geopolitik yang memanas serta pelemahan rupiah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kepada wartawan pada Senin (22/4/2024) menyatakan optimistis ekonomi Indonesia tetap akan tumbuh kisaran 5 persen pada kuartal I-2024.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga menyatakan menyiapkan strategi untuk menjaga nilai tukar rupiah di tengah konflik Iran-Israel.

“Stabilitas ekonomi makro akan senantiasa dijaga, baik dari sisi moneter maupun fiskal. Koordinasi dengan Bank Indonesia terus dilakukan untuk beradaptasi dengan tekanan yang ada," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement