REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Miliarder pemilik New England Patriots, National Football League (NFL), yang juga merupakan alumnus dari Columbia University menarik dukungannya terhadap universitas tersebut setelah adanya ketegangan antara pengunjuk rasa pro-Palestina dan pro-Israel mengenai perang di Gaza.
Sebagai informasi, Robert Kraft lahir dalam keluarga Yahudi ortodoks di Massachusetts, ia bahkan dipersiapkan untuk menjadi seorang rabi. Kraft menerima gelar MBA dari Harvard Business School pada 1963 dan menjadi ketua Newton Democratic City Committee pada usia 27 tahun.
Kraft dalam pernyataan resminya melalui Foundation to Combat Antisemitism, menyatakan kecewa dengan Columbia University lantaran tidak dapat melindungi mahasiswa dan stafnya. Selama ini Kraft merupakan pendukung terbesar di sekolah tersebut dalam segala hal, termasuk secara finansial.
"Saya sangat sedih atas kebencian yang terus tumbuh, bahkan di sekolah yang sangat saya cintai, sekolah yang menyambut saya dan memberi saya begitu banyak kesempatan. Saat ini bukan lagi institusi yang saya akui. Saya tidak nyaman mendukung Universitas sampai tindakan perbaikan diambil,” kata Kraft dikutip dari Business Insider, Rabu (24/4/2024).
Kraft juga dikenal sebagai pendiri Kraft Center for Jewish Student Life, sebuah pusat kampus bagi mahasiswa Yahudi di Columbia University. Dalam sebuah wawancara dengan CNN, pria berusia 82 tahun itu menekankan akan terus mendukung Kraft Center, yang menyelenggarakan berbagai acara budaya dan keagamaan dan digambarkan oleh Kraft sebagai "surga yang aman."
Dikutip dari The New Arab, Kraft dituliskan sebagai tokoh di balik propaganda Amerika yang pro-Israel. Kraft bahkan sejak akhir tahun lalu membuat serangkaian iklan untuk memengaruhi opini publik di tengah hiruk pikuk sepak bola, dengan menyoroti pesan-pesan pro-Israel di tempat-tempat umum dan acara-acara seperti Super Bowl.
Tak bisa dipungkiri, Super Bowl sudah lama berubah menjadi platform di mana elit penguasa Amerika bersuka ria dalam nasionalisme dan militerisme. Salah satu iklannyabadalah menampilkan Dr. Clarence B. Jones, mantan pengacara dan penasihat Martin Luther King, Jr. yang menyusun pidato King “I Have A Dream ''. Kampanye dengan biaya 7 juta dolar AS itu mengajak penontonnya untuk #StandUpToJewishHate. Para kritikus bahkan menjulukinya sebagai propaganda pro-Israel.
Menanggapi pernyataan Kraft, Juru Bicara Columbia University kepada FOX Business menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Kraft karena dukungannya selama ini untuk Columbia University. Ia juga menekankan bahwa saat ini merupakan masa krisis, Columbia University berkomitmen untuk terus menjaga keamanan kampus.
"Columbia berterima kasih kepada Mr. Kraft atas kemurahan hati dan pelayanannya selama bertahun-tahun kepada Columbia. Ini adalah masa krisis bagi banyak anggota komunitas kami dan kami fokus untuk memberikan dukungan yang mereka butuhkan sekaligus menjaga keamanan kampus kami,” tegas juru bicara tersebut.