REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Tim nasional Indonesia U-23 kembali ke 'rumah'. Garuda akan berhadapan dengan Uzbekistan U-23 pada semifinal Piala Asia U-23 2024.
Duel tersebut berlangsung di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Senin (29/4/2024) dini hari WIB. Markas milik Al-Duhail SC ini seakan menjadi kandang Indonesia. Khusus di turnamen ini, skuad polesan Shin Tae-yong sudah tiga kali mentas di sana.
Semuanya, berujung hasil positif. Dua di babak penyisihan, yakni ketika jumpa Australia dan Yordania. Teranyar di babak delapan besar. Garuda Muda menyudahi langkah Korea Selatan.
Fakta lain yang tak bisa dibantah adalah kedekatan Indonesia dengan Abdullah bin Khalifa. Bukan sekadar sering bermain di arena tersebut dan meraih kemenangan. Lebih dari itu, suasana yang dibangun suporter Garuda saat berada di tribun stadion itu sangat semarak.
Mirip seperti saat mentas di rumah sendiri. Bendera Merah Putih berkibar di mana-mana. Bahkan yel-yel yang dinyanyikan didominasi bahasa Indonesia. Ada juga perwakilan dari suporter negara lain.
Sepertinya pemandangan demikian bakal terlihat lagi di semifinal. Tiket pertandingan sudah terjual habis. Jelas ini menjadi keuntungan bagi anak asuh STY dari segi psikologis. Ribuan penggemar berada di belakang mereka.
Rizky Ridho dan rekan-rekan sudah melakukan persiapan maksimal. Baik itu dari segi taktikal maupun mentalitas. Kini kehadiran penonton diharapkan membantu para jawara tanah air itu.
Dalam konferensi pers, STY menjamin kepercayaan diri anak asuhnya terus meningkat. Itu berkat penampilan impresif di babak penyisahan hingga perempatfinal. Saatnya melanjutkan apa yang sudah dicapai.
Perjuangan belum berakhir. Selanjutnya, ada Uzbekistan menanti. STY mengaku menonton partai calon lawan mereka menghadapi Arab Saudi. Negara pecahan Uni Soviet itu menghajar Saudi, dua gol tanpa balas.
"Saya menonton pertandingan itu. Uzbekistan tim yang sangat bagus di semua faktor. Performa mereka sangat stabil, sangat terorganisasi, disiplin. Ini bukan laga yang mudah bagi kami," ujar juru taktik asal Korea Selatan ini.
Pada saat yang sama, ia merasa tenang. Mereka sudah melaju sejauh ini. Tak ada alasan untuk berhenti.
Ini adalah kesempatan Indonesia melaju ke Olimpiade...