Selasa 30 Apr 2024 14:47 WIB

Kampus-kampus AS Ancam Skors Mahasiswa Pro Palestina

Columbia University melanggar hak mahasiswa untuk menggelar unjuk rasa damai.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Seorang anak pengungsi Palestina berjalan melewati tenda dengan pesan terima kasih yang didedikasikan untuk mahasiswa Universitas Columbia di New York, AS, di kamp pengungsi Rafah di Jalur Gaza.
Foto: EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Seorang anak pengungsi Palestina berjalan melewati tenda dengan pesan terima kasih yang didedikasikan untuk mahasiswa Universitas Columbia di New York, AS, di kamp pengungsi Rafah di Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Mahasiswa Columbia University Sueda Polat yang bernegosiasi dengan kampus atas unjuk rasa pro Palestina mengatakan Rektor Columbia University, Nemat Minouche Shafik, mengumumkan perundingan sudah berakhir. Shafik mendeklarasikan universitas tidak akan divestasi dari Israel.

"Birokrasi adalah penjara, dan mahasiswa menolak untuk memperdagangkan darah rakyat Palestina," kata Polat seperti dikutip Aljazirah, Selasa (30/4/2024). "Universitas bersikap keras kepala dan arogan, menolak untuk fleksibel pada sejumlah poin dasar kami," tambahnya.

Baca Juga

Pakar PBB mengatakan Columbia University melanggar hak mahasiswa untuk menggelar unjuk rasa damai. Pelapor khusus PBB untuk pembela hak asasi manusia Mary Lawlor menggambarkan laporan mahasiswa Columbia University dapat diskors bila menolak menghentikan aksi mereka sebagai laporan yang 'mengganggu.' "Ini jelas secara terang-terangan melanggar hak mereka untuk berkumpul dengan damai," kata Lawlor.

Mahasiswa Columbia University menolak untuk mengakhiri protes mereka hingga pihak universitas menanggapi tuntutan mereka, yang mencakup divestasi dari perusahaan-perusahaan yang mengambil untung dari perang Israel di Gaza.

Tidak hanya Columbia University kampus lain yang berlokasi di New York juga mengancam akan menskors mahasiswa pro-Palestina. Rektor Cornell University Martha Pollack mengatakan universitas akan menskor lebih banyak mahasiswa bila mereka menolak memindahkan tenda protes perang Gaza.

Dalam suratnya ke mahasiswa, Pollack mengatakan staf yang terlibat dalam unjuk rasa juga akan dirujuk ke bagian sumber daya manusia. Pekan lalu, mahasiswa S3 Cornell University yang sudah diskor, Momodou Taal mengatakan pengunjuk rasa di kampusnya meminta universitas untuk divestasi dari perusahaan-perusahaan senjata.

Hampir 70 persen mahasiswa yang memberikan suara dalam referendum baru-baru ini setuju universitas mereka harus melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang mendukung perang yang sedang berlangsung di Gaza, termasuk beberapa perusahaan senjata. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement