Selasa 30 Apr 2024 14:18 WIB

Bukan Hanya Uang, Olahraga Juga Bisa Jadi Investasi Masa Depan

Peran dokter hanya untuk promotif dan kuratif pengobatan

Peserta berlari saat mengikuti BTN Jakarta Run 2023 di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Ahad (12/11/2023). BTN Jakarta Run 2023 yang diikuti oleh 12.600 pelari dari dalam dan luar negeri tersebut memperlombakan empat kategori yakni Marathon (42K), Half Marathon (21K dan 10K) dan Fun Run (5K), yang diselenggarakan untuk mendukung sport tourism di Jakarta.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Peserta berlari saat mengikuti BTN Jakarta Run 2023 di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Ahad (12/11/2023). BTN Jakarta Run 2023 yang diikuti oleh 12.600 pelari dari dalam dan luar negeri tersebut memperlombakan empat kategori yakni Marathon (42K), Half Marathon (21K dan 10K) dan Fun Run (5K), yang diselenggarakan untuk mendukung sport tourism di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter umum dr Alfi Auliya MKM C.DCAP mengatakan anak muda yang sering mengikuti olahraga 'kekinian' dan melakukan modifikasi gaya hidup dapat mencegah penyakit secara umum untuk investasi kesehatan di kemudian hari.

“Masih muda pasti suka ikut olahraga fun run, zaman sekarang ada zumba, poundfit, itu bisa jadi salah satu pencegahan yang bisa dilakukan untuk mencegah suatu penyakit,” kata Alfi dalam diskusi kesehatan bersama Halodoc di Jakarta, Selasa, (30/4/2024). 

Baca Juga

Dokter lulusan Universitas Trisakti ini mengatakan, olahraga yang berkembang saat ini bisa menjadi investasi kesehatan di masa mendatang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah pola hidup sehatnya dengan rajin berolahraga. Ia juga mengatakan, masyarakat harus mengubah mindset bahwa sakit bisa dengan mudah diobati hanya dengan pergi ke dokter atau mengikuti asuransi kesehatan.

Namun Alfi mengatakan, peran dokter hanya untuk promotif dan kuratif pengobatan penyakit spesifik. Sehingga masyarakat harus lebih perhatian kepada kesehatan diri sendiri secara keseluruhan agar tidak berisiko mengidap penyakit kronis.

“Karena penyakit kronis nggak tahu tiba-tiba datang, pas di cek gula dan kolesterol semua tinggi dan berisiko merugikan diri sendiri dan orang lain, produktivitas berkurang, aktivitas berkurang, pekerjaan jadi terganggu dan berdampak pada finansial,” katanya.

Selain mengecek kesehatan secara berkala, vaksinasi juga diperlukan untuk upaya preventif dan sangat baik untuk meringankan gejala penyakit, komplikasi berat hingga kematian. Alfi mengatakan vaksinasi tidak memberikan kekebalan tubuh 100 persen terhadap penyakit tertentu, namun bisa mencegah angka kematian yang tinggi dan juga melindungi orang sekitar yang rentan tertular penyakit seperti anak kecil, lansia dan ibu hamil.

Vaksin juga dapat menciptakan Herd Immunity atau kekebalan kelompok. “Yang terjadi apabila banyak orang yang divaksin bisa melindungi orang yang tidak bisa divaksin, fungsi vaksinasi selain buat diri sendiri tapi buat untuk kaum rentan ibu hamil, lansia, bayi, penderita HIV karena imunitasnya rendah,” ucap Alfi.

Ia berharap cakupan vaksinasi juga akan menyebar hingga pelosok daerah dan kesadaran masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat serta melakukan vaksinasi terus meningkat. Alfi juga mengapresiasi pihak swasta yang memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses vaksinasi dan konsultasi dokter dengan telemedisin yang bisa diakses kapan saja.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement