REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Permodalan Nasional Madani (PNM) Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) menjadi salah satu komitmen BUMN dalam membantu usaha ibu-ibu. Per awal tahun, jumlah nasabah PNM Mekaar tercatat telah menembus angka 15,2 juta nasabah aktif.
Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi mengatakan keberhasilan ini tak akan tercapai tanpa kegigihan Account Officer (AO) PNM Mekaar. Arief menyampaikan perjuangan AO PNM Mekaar tidak selalu berjalan mulus, contohnya adanya peristiwa pelemparan piring terhadap AO di Lamongan, Jawa Timur; hingga dibawakan parang di Sumatera Barat (Sumbar).
"Ini menjadi perhatian kami. Kebetulan ada Pak Corsec kami, saya minta langsung berangkat ke yang dilempar piring di Lamongan, yang parang di Sumbar. Kita laporkan ke aparat penegak hukum," ujar Arief saat konferensi pers di Media Center Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (30/4/2024).
Arief menyampaikan kasus yang terjadi di Sumbar telah dibawa ke proses hukum. Sementara yang di Lamongan diselesaikan secara kekeluargaan mengingat adanya sejumlah pertimbangan dan masukan dari tokoh masyarakat.
Arief menilai perilaku tersebut justru merugikan pelaku lantaran akan dijauhi ibu-ibu lain yang menjadi nasabah Mekaar. Hal itu juga akan menyulitkan pelaku untuk mendapatkan pembiayaan ke depan.
"Ini kan pembiayaan kelompok, si ibu jadi dimusuhi teman-teman kelompoknya juga. Kalau sudah dimusuhi, rasanya agak susah dia direkomendasikan oleh teman-temannya untuk mendapatkan pembiayaan kembali," ucap Arief.
Arief mengingatkan model program Mekaar merupakan reaktualisasi akar budaya bangsa yang menekankan gotong-royong dan saling tolong-menolong untuk membangun kepercayaan diri. PNM, lanjut Arief, juga berkewajiban dalam memberikan perlindungan terhadap para karyawan, termasuk AO di lapangan.
"Sebagai salah satu bentuk perlindungan kami kepada AO, pasti kami akan laporkan dan tindakan preventif kalau nanti berkembang, pasti kita akan tangani," kata Arief.