Rabu 01 May 2024 18:45 WIB

Tingkatkan Kepatuhan Pajak, DJP Gandeng TNI

Ditjen Pajak menjalin kerja sama dengan TNI.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ahmad Fikri Noor
Ilustrasi layanan pajak.
Foto: ANTARA FOTO/Yudi Manar
Ilustrasi layanan pajak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo bersama Komandan Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI Mayjen TNI Yusri Nuryanto menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Penandatanganan tersebut dilaksanakan di Gedung Mar’ie Muhammad KPDJP, Jakarta. 

“Penandatanganan perjanjian kerja sama ini dilaksanakan sebagai bentuk tindaklanjut dari MoU antara Menteri Keuangan dengan Panglima TNI pada 17 Januari 2022 tentang Kerja Sama dalam rangka Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Kementerian Keuangan dengan TNI,” kata Suryo dalam keterangan resmi, Rabu (1/5/2024).

Baca Juga

Suryo menambahkan, tujuan dari PKS ini yaitu terwujudnya kerja sama dan sinergisitas antara DJP dan TNI. Menurutnya, tujuan akhir dari PKS ini yaitu peningkatan kepatuhan sukarela wajib pajak. Suryo mengatakan, perjanjian kerja sama ini merupakan langkah DJP agar terus memperkuat sinergi dengan TNI. 

“Kami akan terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk perbaikan institusi sejalan dengan Reformasi Perpajakan yang tengah dilakukan boleh DJP,” tutur dia.

Pada kesempatan itu, Mayjen TNI Yusri Nuryanto juga menambahkan, TNI siap mendukung DJP dalam mengumpulkan penerimaan negara.

Yusri pun menyampaikan perlunya penguatan kolaborasi dan koordinasi melalui komunikasi yang baik dalam menjalankan tugas dan fungsi masing-masing. “TNI berkomitmen dan siap mendukung seluruh pegawai DJP di lapangan,” ujar Yursi.

Ia berpesan agar pegawai DJP tidak perlu khawatir dalam menjalankan tugas, sebagaimana yang telah diamanahkan oleh negara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement