Kamis 02 May 2024 12:21 WIB

Massa Pro Israel Serang Pengunjuk Rasa Damai

Massa tandingan sebagian besar memakai masker dan terlihat lebih tua.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Sebagai bagian dari protes balasan, pajangan dipasang di dekat perkemahan pro-Palestina di kampus UCLA, di Los Angeles, Senin, (29/4/2024).
Foto: AP Photo/Jae C. Hong
Sebagai bagian dari protes balasan, pajangan dipasang di dekat perkemahan pro-Palestina di kampus UCLA, di Los Angeles, Senin, (29/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Massa pro Israel menyerang pengunjuk rasa damai pro Palestina di kampus University of California, Los Angeles (UCLA). Beberapa jam sebelum serangan terjadi, UCLA menetapkan tenda-tenda protes yang didirikan pengunjuk rasa melanggar peraturan kampus.

Massa tandingan yang sebagian besar memakai masker dan tampaknya jauh lebih tua dari para mahasiswa terlihat melempari pengunjuk rasa pro-Palestina. Mereka menghantam atau menarik barikade dari kayu dan besi yang didirikan di sekeliling tenda-tenda protes.

Baca Juga

Beberapa meneriakan komentar pro Israel saat pengunjuk rasa pro Palestina melawan balik mereka. "Saya tidak mengira akan menjadi seperti ini, di mana hak kami untuk berunjuk rasa bertemu dengan masa tandingan yang mencoba melukai kami, menimbulkan kesakitan pada kami, ketika kami tidak melakukan apa pun terhadap mereka," kata pengunjuk rasa pro Palestina dan peneliti UCLA, Kaia Shah, Rabu (1/5/2024).

Pengunjuk rasa dari kedua belah pihak menggunakan semprotan meriam dan terjadi perkelahian. Pengunjuk rasa pro Palestina mengatakan massa tandingan melempari mereka petasan dan memukuli mereka dengan tongkat besi dan kayu.

Mahasiswa pascasarjana dan anggota kelompok pro Palestina Jewish Voice for Peace, Benjamin Kersten mengatakan, situasi tersebut sebagai malam kekerasan yang menghancurkan. "Tenda-tenda akan menjadi perjuangan damai bila tidak ada massa tandingan dan penghasut," katanya dalam pesan singkat.

Polisi mengatakan UCLA memanggil mereka untuk memulihkan ketertiban dan menjaga keamanan publik di sekitar tenda-tenda protes. Video kemudian menunjukkan polisi membersihkan alun-alun di samping tenda-tenda protes dan memasang penghalang logam pengontrol kerumunan di depannya.

Ratusan polisi terlihat berjaga di sekitar kampus. Belum diketahui berapa banyak orang yang ditangkap atau korban luka.

Rektor Columbia University Minouche Shafik mengatakan, ia memanggil polisi ke kampus setidaknya sampai 17 Mei. Dua hari setelah upacara wisuda. Sementara kampus utama tempat asrama mahasiswa masih ditutup. Universitas mengatakan kelas-kelas sisa semester ini akan dilakukan daring termasuk ujian akhir.

"Saya menyesal kami sampai pada titik ini," tulis Shafik dalam surel yang ditujukan kepada komunitas universitas. Ia berjanji berusaha menyatukan kembali kampus yang terpecah. Mahasiswa doktoral bahasa Slavia dari Istanbul, mengatakan Ararat Sekeryan ia didorong keluar dari tenda-tenda protes dan menggambarkan pengerahan polisi sebagai sesuatu yang berbahaya.

"Saya sendiri merasa diserang, mereka sangat takut dengan gerakan damai ini sehingga mereka harus mengirim lebih dari seribu, mungkin ratusan polisi ke kampus," katanya. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement