REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang menyatakan bahwa kenaikan harga komoditas bawang merah sebesar 31,07 persen, memberikan andil 0,09 persen terhadap inflasi Kota Malang, Jawa Timur. Malang mengalami inflasi sebesar 0,08 pada April 2024.
Kepala BPS Kota Malang Umar Sjaifudin dalam jumpa pers di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (2/5/2024) mengatakan bahwa faktor cuaca memberikan pengaruh terhadap kenaikan komoditas bawang merah di wilayah Kota Malang.
"Faktor cuaca menjadi penyebab lonjakan harga komoditas bawang merah, yang tercatat sebesar 31,07 persen dan memberikan andil 0,09 terhadap inflasi," kata Umar.
Umar menjelaskan, komoditas dominan lain yang juga mendorong terjadinya inflasi Kota Malang adalah kenaikan harga emas perhiasan sebesar 6,78 persen dan memberikan andil sebesar 0,07 persen terhadap inflasi.
Selain itu, lanjutnya, kenaikan harga komoditas tomat sebesar 20.52 persen, jagung manis naik 17,14 persen, buah pepaya 8,4 persen, daun bawang 22,2 persen, sawi putih naik 28,04 persen, labu siam 14,37 persen, udang basah naik 3,85 persen dan tarif angkutan kereta api 4,62 persen.
"Untuk tarif angkutan kereta api, ada kenaikan karena pada April 2024 perayaan Hari Raya Idul Fitri. Banyak yang melakukan perjalanan menggunakan kereta api," katanya.
Ia menambahkan, sementara untuk sejumlah komoditas dominan yang menahan laju inflasi atau mengalami deflasi antara lain adalah harga telur ayam ras turun 12,47 persen, daging ayam 3,92 persen dan cabai rawit 23,77 persen.
Kemudian, penurunan harga cabai merah sebesar 16,43 persen, bensin 0,91 persen, kentang 5,31 persen, jeruk 3,88 persen, buncis 13,3 persen, sawi hijau 9,57 persen dan kangkung mengalami penurunan harga sebesar 4,61 persen.
"Andil terbesar untuk menahan laju inflasi adalah penurunan harga telur ayam ras, dengan andil sebesar 0,14 persen," katanya.
Inflasi Kota Malang yang sebesar 0,08 persen tersebut lebih rendah jika dibandingkan Jawa Timur yang sebesar 0,36 persen dan nasional sebesar 0,25 persen. Inflasi year on year (yoy) Kota Malang 2,89 persen, lebih rendah dibanding Jawa Timur 3,25 persen dan dibanding nasional yang sebesar 3,00 persen.
Sementara inflasi kumulatif Kota Malang tercatat 1,01 persen, lebih rendah dibanding Jawa Timur 1,39 persen, dan nasional sebesar 1,19 persen. Di wilayah Jawa Timur, inflasi tertinggi terjadi di Kota Surabaya dan Sumenep sebesar 0,52 persen dan terendah Kota Kediri sebesar 0,06 persen.