REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Investasi (KADIN) Dubai menargetkan nilai perdagangan bilateral non-minyak tahunan antara Dubai dengan Republik Indonesia mencapai 10 miliar dolar AS (Rp 160,2 triliun) dalam waktu lima tahun.
”Diharapkan dapat meningkatkan perdagangan bilateral non-minyak tahunan antar negara kita menjadi 10 miliar dolar AS dalam waktu lima tahun,” kata President & CEO KADIN Dubai Mohammad Ali Rashed Lootah dalam forum Doing Business with Indonesia di Jakarta, Senin (6/4/2024).
Rashed menuturkan pasar Dubai telah menikmati hubungan perdagangan yang kuat dengan Indonesia selama beberapa dekade. Pada tahun 2023, perdagangan bilateral non-minyak Dubai dengan Indonesia mencapai 3,5 miliar dolar AS (Rp 56 triliun) dan mengalami pertumbuhan yang solid sebesar 7,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Optimisme peningkatan nilai perdagangan tersebut didukung oleh penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) UEA-Indonesia pada tahun lalu yang menghilangkan hambatan perdagangan berbagai macam barang dan jasa. Sejumlah sektor potensial yang bisa dikembangkan menurutnya adalah agrikultur, otomotif, dan teknologi yang dipandang telah mengalami peningkatan di Indonesia.