REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dubai Chambers menargetkan, total perdagangan bilateral nonminyak antara Dubai dengan Indonesia mencapai 10 miliar dolar AS dalam waktu lima tahun. Ditegaskan, negara tersebut terus memperkuat kerja sama dengan negeri ini.
President & CEO Dubai Chambers Mohammad Ali Rashed Lootah mengatakan, pasar Dubai menikmati hubungan perdagangan dengan Indonesia selama beberapa dekade. Disebutkan, pada 2023 perdagangan bilateral nonminyak antara Dubai dan Indonesia menembus 3,5 miliar dolar AS.
"Tumbuh sebesar 7,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya," ujar Rashed di sela forum bisnis yang diadakan oleh Dubai International Chamber, di Jakarta, Senin (6/5/2024). Ia optimis dapat mencapai target di atas, karena didukung oleh penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Uni Emirat Arab-Indonesia (I-UEA CEPA) pada 2022 lalu.
Lewat perjanjian itu, sejumlah hambatan perdagangan antara kedua negara bisa dihilangkan. Ia menyebutkan, ada beberapa sektor potensial yang dapat dikembangkan kedua negara. Sektor dimaksud meliputi agrikultur, otomotif, dan teknologi.
“Ada peningkatan minat dan pertumbuhan dalam tiga tahun terakhir. Selain itu Indonesia memainkan peran besar dalam pertumbuhan di kawasan ASEAN," tuturnya.
Rashed menilai, ASEAN merupakan pasar penting. Apalagi, hampir setengah populasinya berada di Indonesia. Dirinya menuturkan, mengungkapkan para anggota Dubai Chambers sangat antusias menjajaki investasi dan kemitraan di masa depan. Sekaligus membangun kehadiran lokal dan memperkuat keterlibatan dengan mitra dagang baru.