Senin 06 May 2024 15:23 WIB

Jokowi Ingatkan Kepala Daerah: Jangan Ecer-Ecer Anggaran

Anggaran yang digunakan harus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi mengingatkan para kepala daerah agar fokus menggunakan anggarannya dan memiliki prioritas yang jelas dalam melaksanakan program.
Foto: Republika/Umi Nur Fadhilah
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi mengingatkan para kepala daerah agar fokus menggunakan anggarannya dan memiliki prioritas yang jelas dalam melaksanakan program.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan para kepala daerah agar fokus menggunakan anggarannya dan memiliki prioritas yang jelas dalam melaksanakan program. Ia tak ingin, pemerintah daerah justru mengecer-mengecer anggarannya sehingga tidak memberikan hasil yang maksimal.

Menurut dia, anggaran yang digunakan harus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Hal ini disampaikan Presiden Jokowi dalam arahannya di Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun 2024 di Jakarta, Senin (6/5/2024).

"Program harus orientasi hasil, harus ada return ekonominya, harus fokus jangan sampai anggaran diecer-ecer ke dinas-dinas semuanya diberi skala prioritas ga jelas. Ada kenaikan 10 persen semua diberi 10 persen. Ndak jelas prioritasnya yang mana," ujar Jokowi.

Jokowi juga menegaskan agar pemerintah daerah tidak menghabiskan anggaran untuk kegiatan rapat dan studi banding. Ia tak ingin pemborosan anggaran itu kembali terjadi.

"Jangan sampai anggaran dipakai untuk rapat-rapat kebanyakan dan studi banding yang kebanyakan. Sudah itu masa lalu tapi masa depan jangan sampai itu terjadi lagi," ucap dia.

Selain itu, Jokowi juga mengingatkan kepala daerah agar dalam melaksanakan program harus tepat sasaran dan strategis. Sehingga penggunaan APBD dan APBN harus benar-benar bisa memberikan manfaat kepada masyarakat.

"Program harus tepat sasaran dan strategis artinya APBD APBN betul-betul manfaatnya keliatan. Karena tepat sasaran," kata Jokowi.

Ia kemudian mencontohkan, ada daerah yang menggunakan anggaran penurunan angka stunting di puskesmas untuk pembangunan pagar. "Jangan bilang gak ada. Ada. Ga ada hubungannya stunting sama pagar," ucapnya.

Jokowi pun berharap, acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional ini bisa menjadi penyambung agenda pembangunan di pusat dan juga daerah agar berjalan beriringan. Sehingga hasilnya lebih tepat sasaran dan dirasakan oleh masyarakat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement