Selasa 07 May 2024 08:35 WIB

Roket United Launch Alliance Atlas V akan Luncurkan Kapsul Starliner Boeing 

Ini menandai penerbangan berawak pertama Atlas V sejak 1963.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Friska Yolandha
Kapsul Starliner Boeing di atas roket Atlas V siap untuk misi mendatang di Space Launch Complex 41 di Stasiun Angkatan Luar Angkasa Cape Canaveral, Minggu, 5 Mei 2024, di Cape Canaveral, Florida. Peluncuran dijadwalkan pada Senin malam.
Foto: AP Photo/Terry Renna
Kapsul Starliner Boeing di atas roket Atlas V siap untuk misi mendatang di Space Launch Complex 41 di Stasiun Angkatan Luar Angkasa Cape Canaveral, Minggu, 5 Mei 2024, di Cape Canaveral, Florida. Peluncuran dijadwalkan pada Senin malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Roket United Launch Alliance Atlas V akan meluncurkan kapsul Starliner Boeing dan dua penumpangnya, astronaut NASA Suni Williams dan Butch Wilmore, dari Stasiun Angkatan Luar Angkasa Cape Canaveral Florida Senin (6/5/2024) pukul 22.34 EDT atau Pukul 02.34 GMT pada Selasa (7/5/2024). 

Peluncuran ini akan memulai Crew Flight Test (CFT), pelayaran berfluktuasi selama sekitar 10 hari ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang akan menjadi misi astronaut pertama Starliner. Debut awak ke orbit Bumi hanya terjadi lima kali dalam sejarah Amerika, seperti yang dicatat oleh kepala NASA Bill Nelson dalam konferensi pers pada Jumat (3/5/2024). 

Baca Juga

“Jadi, bayangkan saja: Pertama kali [astronaut NASA] terbang dengan pesawat ruang angkasa baru dimulai dengan Merkurius, lalu dengan Gemini, kemudian dengan Apollo, lalu pesawat ulang-alik, lalu Dragon, dan sekarang Starliner,” kata Nelson, dilansir Space, Selasa (7/5/2024). 

Dragon adalah kapsul yang dibuat oleh SpaceX. SpaceX, seperti Boeing, memenangkan kontrak dari Commercial Crew Program milik NASA pada 2014 untuk membawa astronaut ke dan dari ISS. Tujuannya adalah untuk membuat setidaknya satu kendaraan berawak Amerika dapat beroperasi secepat mungkin dengan aman setelah pesawat ulang-alik tersebut pensiun pada 2011. Ini membuat NASA sepenuhnya bergantung pada pesawat ruang Soyuz Rusia untuk layanan transportasi berawak ke dan dari ISS.