Rabu 08 May 2024 05:41 WIB

Barikade 98 Sebut Pembentukan Presidential Club Hanya Gimmick Politik

Ganjar menegaskan akan menjadi oposisi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Ketua Umum Barikade 98 yang juga Wakil Ketua Umum Partai Hanura Benny Rhamdani saat halal bihalal di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (7/5/2024).
Foto: dok barikade 98
Ketua Umum Barikade 98 yang juga Wakil Ketua Umum Partai Hanura Benny Rhamdani saat halal bihalal di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (7/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Umum Barisan Rakyat Indonesia Kawal Demokrasi (Barikade 98) Benny Ramdhani menilai pembentukan Presidential Club yang diusulkan Prabowo Subianto hanya sebagai gimmick politik. Menurutnya, pembentukan presidential club itu bahkan menjadi bentuk ketidakpercayaan diri sang presiden terpilih atas kemenangannya pada Pilpres 2024.

Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Barisan Rakyat Indonesia Kawal Demokrasi (Barikade 98) Benny Ramdhani usai menggelar acara halal bihalal di Cikini, Jakarta Pusat (7/5/2024). Ganjar Pranowo dan Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang alias OSO. 

Baca Juga

"Tadi juga ditanyain soal wacana Presidential Club, kayaknya ini gimmick dan bentuk ketidakpercayaan Prabowo menang dalam Pilpres 2024 kemarin," kata Benny usai halal bihalal Barikade 98 di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (7/5/2024). 

Halal bihalal ini juga dihadiri eks capres Ganjar Pranowo dan Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO). Menurut Benny, lebih baik Prabowo membentuk Indonesia Lawyers Club ketimbang Presidential Club. "Sebenarnya yang lebih hebat itu yang harusnya kita dorong itu Indonesia Lawyers Club daripada Presidential Club itu lebih lucu-lucuan artinya ini hanya lucu-lucuan" ujarnya. 

Selain itu, lanjut Benny, wacana Presidential Club ini hanya bentuk muslihat Prabowo yang mempertontonkan ke publik seolah-olah semua mantan Presiden RI bersatu mendukung hasil Pemilu 2024. "Ini hanya akal-akalan Prabowo untuk mengakali rakyat seakan-akan semua mantan Presiden kita kompak dan bersatu mendukung hasil Pemilu dan pemerintah ke depannya, padahal ini hanya muslihat," ujar Wakil Ketua Umum Partai Hanura ini. 

Di tempat yang sama, Ganjar Pranowo menegaskan akan menjadi oposisi sejati di pemerintahan Prabowo-Gibran periode 2024-2029. "Saya tegaskan sikap saya tidak akan ada di dalam pemerintahan, ini bentuk penghargaan kepada rakyat dan partai saya, tidak berada dalam pemerintahan selanjutnya," ujarnya. 

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman mengatakan bahwa wacana pembentukan presidential club sudah dibahas lama oleh Prabowo bersama kader partai politiknya. Bahkan, Menteri Pertahanan itu sudah menyampaikan gagasan tersebut sejak 2014.

Ia menjelaskan, Prabowo menilai bahwa selama ini tidak ada yang namanya mantan presiden. Sehingga presiden-presiden terdahulu perlu dimintai pendapatnya terkait arah masa depan Indonesia.

"Ini harus dimintai pendapatnya, karena kan untuk mengonfirmasi, untuk menanyakan kebijakan-kebijakan yang pernah diambil. Tempat yang paling tepat adalah orang top leader yang merumuskannya di waktu yang lalu," ujar Habiburokhman di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (6/5/2024).

"Jadi ini (presidential club) sangat-sangat serius," sambungnya.

Prabowo juga memiliki hubungan yang baik dengan Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Joko Widodo (Jokowi). Khusus dengan Megawati, Habiburokhman menyebut hubungannya dengan Prabowo memiliki prospek yang baik.

"Kalau temen-temen menanyakan khusus dengan Ibu Megawati, banyak hal yang tidak bisa saya sampaikan secara detail dan terbuka dulu. Tapi secara umum hubungannya baik banget dan secara prospeknya baik banget," ujar Habiburokhman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement