Rabu 08 May 2024 17:17 WIB

Puncak Kemarau Diprediksi Juli-Agustus, BPBD Purbalingga Antisipasi Kekurangan Air

Pada 2023 dilaporkan ada 82 desa di Purbalingga yang terdampak kekeringan.

Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Penyaluran bantuan air bersih untuk warga terdampak kekeringan.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
(ILUSTRASI) Penyaluran bantuan air bersih untuk warga terdampak kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, bersiap menghadapi dampak musim kemarau. Berkaca dari tahun lalu, BPBD Kabupaten Purbalingga mengantisipasi adanya masyarakat yang kekurangan air bersih.

“Berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), puncak musim kemarau diprakirakan berlangsung pada bulan Juli-Agustus 2024. Mudah-mudahan musim kemaraunya tidak panjang, sehingga tidak berdampak signifikan terhadap kekeringan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Purbalingga, Prayitno, Rabu (8/5/2024).

Baca Juga

Prayitno mengatakan, BPBD tetap melakukan upaya antisipasi dengan menyiapkan bantuan air bersih. Tahun lalu, kata dia, 82 desa di 15 kecamatan yang terdampak kekeringan. “Kami juga sudah berkoordinasi dengan berbagai organisasi perangkat daerah, PDAM, PMI, dan instansi maupun organisasi lain, termasuk dunia usaha, untuk ikut membantu menyalurkan bantuan air bersih jika ada desa yang mengalami kekeringan,” ujar dia.

Prayitno berharap keberadaan sumur bor yang dibangun di sejumlah desa atas bantuan berbagai pihak dapat mengurangi potensi terjadinya kekeringan atau kesulitan air bersih pada musim kemarau.