REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA — Warga Kampung Poncol, Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, menegaskan bahwa kericuhan antara sekelompok mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) dengan masyarakat setempat tidak terkait dengan persoalan ibadat doa Rosario. Disebutnya kericuhan yang terjadi pada hari Ahad (5/5/2024) malam tersebut merupakan persoalan sebelum-sebelumnya.
“Kejadian kemarin kan puncaknya. Karena sebelum warga sini sudah sering ingetin, mereka itu sering kumpul-kumpul ramai gitu, jadi ganggu warga sini,” ujar Haji Sedi (70 tahun) saat ditemui di kediamannya, Rabu (8/5/2024).
Ia melanjutkan, warga sekitar sudah mengetahui jika mereka rutin melakukan peribadatan di dalam kontrakan tersebut. Namun, dia memastikan bahwa warga tidak mempersoalkan hal itu dan warga juga tidak pernah melarang mereka untuk melakukan peribadatan di kontrakan.
Sehingga dia pun heran kericuhan yang viral di medsos tersebut dinarasikan karena persoalan larangan ibadat. “Kita di sini enggak pernah larang siapa pun beribadah di tempat tinggal, agama apa pun,” ucap Sedi.
Hal senada juga disampaikan oleh Alam (45 tahun) yang juga warga pendatang di kampung tersebut. Menurut dia, banyak mahasiwa Unpam yang mengontrak di kampung tersebut, tetapi mereka tetap menjaga kerukunan dan saling menghargai tidak pernah membuat gaduh. Karena itu di berharap kasus kericuhan tidak dibesar-besarkan tidak dilebih-lebihkan.
“Saya kira itu bisa diselesaikan secara musyawarah. Enggak benar itu informasi ada yang kena bacoklah apalah. Sampaikanlah sesuai fakta,” kata Alam.