Kamis 09 May 2024 21:07 WIB

Air Danau Kawah Gunung Dempo Berubah dari Toska Menjadi Abu, Apa Penyebabnya?

Gunung Dempo merupakan gunung api tipe strato di Kota Pagaralam, Sumsel.

 Lansekap Gunung Dempo yang terletak di Kota Pagar Alam, Sumatra Selatan. Air danau kawah Gunung Dempo berubah warna dari toska menjadi abu-abu. (Republika/Raisan Al Farisi)
Lansekap Gunung Dempo yang terletak di Kota Pagar Alam, Sumatra Selatan. Air danau kawah Gunung Dempo berubah warna dari toska menjadi abu-abu. (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Air danau kawah Gunung Dempo di Kota Pagaralam, Sumatra Selatan, berubah warna. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengungkapkan, perubahan warna air danau kawah yang sebelumnya hijau toska saat ini menjadi abu-abu disertai kemunculan asap berwarna putih dengan intensitas tipis.

"Kemarin air danau kawah berwarna toska dan hari ini teramati perubahan warna menjadi abu-abu," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam keterangan di Jakarta, Kamis (9/5/2024).

Baca Juga

Dia memaparkan perubahan warna air danau kawah itu disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya curah hujan tinggi, peningkatan suhu air danau, dan adanya arus konveksi berupa air dengan temperatur lebih tinggi naik ke permukaan sedangkan air yang temperatur lebih rendah turun ke bagian bawah danau. Selain itu, terdapat indikasi pemanasan yang cukup intensif oleh magma di bawah danau kawah yang tercermin dari meningkatnya amplitudo tremor yang terekam serta asap tipis yang terlihat di atas danau kawah.

"Apabila pemanasan oleh magma berlangsung terus-menerus, maka akan meningkatkan potensi terjadinya erupsi freatik di Gunung Dempo," kata Wafid.

Gunung Dempo merupakan gunung api tipe strato dan memiliki ketinggian puncak 3.173 meter di atas permukaan laut. Secara administratif gunung itu berada di Provinsi Sumatera Selatan yang meliputi Lahat, Empat Lawang, dan Kota Pagar Alam. 

Sejarah erupsi tercatat sejak 1818 dan memiliki interval erupsi berkisar antara 1 hingga 32 tahun. Erupsi terakhir terjadi pada Agustus 2023 berupa erupsi freatik dengan lontaran material lebih kurang 500 meter di sekitar kawah aktif serta hujan abu di sekitar Gunung Dempo.

Pada 1-8 Mei 2024, jaringan stasiun seismik merekam 1 kali gempa frekuensi rendah, 1 kali gempa vulkanik dalam, 1 kali gempa terasa, 4 kali gempa tektonik jauh, dan 8 kali gempa tremor menerus dengan amplitudo dominan 0,8 milimeter. Gunung Dempo memiliki potensi bahaya berupa erupsi freatik dengan ancaman bahaya berupa lontaran material dari kawah utama melanda wilayah dengan radius satu kilometer dari pusat erupsi. Hujan abu tipis dapat terjadi dengan jarak dan intensitas tergantung pada arah dan kecepatan angin. 

Tingkat aktivitas Gunung Dempo saat ini menyandang status waspada atau level II. Badan Geologi meminta penduduk tidak mendekati dan bermalam di pusat aktivitas kawah dalam radius 1 kilometer serta arah bukaan kawah sejauh 2 kilometer ke sektor utara.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement