Selasa 14 May 2024 22:29 WIB

Belanja Periode Ramadhan 2023 Lebih Tinggi Secara Tahunan, Ini Pendorongnya

Kenaikkan signifikan belanja pada tahun ini terjadi pada periode pemberian THR

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pengunjung memadati pusat perbelanjaan pakaian Pasar Baru, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (4/4/2024). Sejak awal Ramadhan hingga jelang Lebaran memberi berkah tersendiri bagi para pedagang pakaian di Pasar Baru. Menurut pedagang, omset pakaian busana muslimnya terus meningkat mendekati Lebaran.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Pengunjung memadati pusat perbelanjaan pakaian Pasar Baru, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (4/4/2024). Sejak awal Ramadhan hingga jelang Lebaran memberi berkah tersendiri bagi para pedagang pakaian di Pasar Baru. Menurut pedagang, omset pakaian busana muslimnya terus meningkat mendekati Lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengungkapkan tingkat konsumsi rumah tangga masih tumbuh positif dan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi. Mandiri Spending Index selama kuartal I 2024 meningkat ke level 206,7 yang lebih tinggi daripada level 199,1 pada kuartal sebelumnya. 

“Secara umum belanja selama periode Ramadhan-Idul Fitri 2024 lebih tinggi dibandingkan periode yang sama 2023,” kata Andry dalam Mandiri Macro and Market Brief Thriving Through Transition 2024 secara daring, Selasa (14/5/2024).

Dia menjelaskan, kenaikkan signifikan belanja pada tahun ini terjadi pada periode pemberian THR pada dua pekan sebelum Idul Fitri. Hal itu membuat belanja tumbuh 7,1 persen dibandingkan dengan periode sebelum pemberian THR. 

“Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan periode pemberian THR tahun lalu yang sebesar 4,6 persen,” ujar Andry. 

Meskipun begitu, dia menuturkan, kenaikan belanja tersebut lebih banyak didorong oleh kenaikan belanja dari segmen menengah dan atas. Segmen tersebut masing-masing tumbuh sekitar 9,2 persen dan 7,1 persen dibandingkan dengan periode sebelum Ramadhan. 

Memasuki periode pascaIdul Fitri, belanja masyarakat memasuki periode normalisasi yang diperkirakan berlangsung hingga pertengahan Mei 2024. Meskipun begitu, belanja di sejumlah daerah masih menunjukkan kenaikan seperti Bali dan Nusa Tenggara. 

“Berdasarkan kategori belanja, belanja consumer goods melambat lebih dalam dibanding kelompok lain, terutama pada sub kelompok belanja kebutuhan sehari-hari (supermarket) dan yang terkait fesyen,” jelas Andry.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement