Rabu 15 May 2024 22:01 WIB

Prabowo Bertekad Tumbuhkan Perekonomian Indonesia Hingga 8 Persen

Pertumbuhan ekonomi 8 persen ditargetkan di tahun kedua pemerintahannya.

Rep: Febryan A/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto.
Foto: Antara/Kemenhan
Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Terpilih Prabowo Subianto meyakini, pemerintahannya kelak bisa membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia menembus angka delapan persen. Adapun pertumbuhan ekonomi Indonesia di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) mentok di angka 5 persen.

Pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pertumbuhan ekonomi bisa tembus di atas 6 persen. Pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 8 persen terakhir kali, diukir RI pada era Presiden Soeharto.

Baca: Prabowo Baret Merah dan SBY Baret Hijau Saat Reuni Akabri 1971-1975

"Saya sangat yakin, saya sudah berbicara dengan para pakar dan mempelajari angkanya. Saya yakin kita dapat dengan mudah mencapai 8 persen. Saya bertekad melampauinya," kata Prabowo dalam acara Qatar Economic Forum di Kota Doha, Qatar, Rabu (15/5/2024).

Prabowo bahkan menargetkan pertumbuhan ekonomi 8 persen itu bisa terwujud di tahun kedua atau ketiga pemerintahannya. "Ya mungkin (harapannya) bisa (terwujud) dalam dua tiga tahun ke depan," ujarnya.

Ketua Umum Partai Gerindra itu menjelaskan, pertumbuhan ekonomi 8 persen akan dicapai dengan melaksanakan program hilirisasi sumber daya alam (SDA) serta meningkatkan produksi hasil pertanian, pangan, dan energi.

Baca: M Khairil Lubis dan Arif Widianto Resmi Sandang Pangkat Marsdya

"Kita ingin go green dengan cara yang sangat cepat. Kita ingin memproduksi diesel dari minyak kelapa sawit dan ini akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang sangat kuat," ungkap Prabowo.

Dia menyebut, Indonesia selama ini mengimpor 20 miliar dolar AS atau sekitar Rp 319 truliun setiap tahun untuk diesel. Apabila Indonesia bisa memproduksi biofuel sebagai pengganti diesel, maka pengeluaran bisa dihemat dalam jumlah besar.

Menteri pertahanan itu menegaskan, pelaksanaan kebijakan hilirisasi ataupun produksi biofuel bukan berarti Indonesia adalah negara yang menganut konsep ekonomi proteksionis. Menurut Prabowo, hilirisasi adalah cara Indonesia menjadi negara maju.

Baca: Kenang Masa Kolonel, Panglima TNI Kunjungi Makorem 132/Tadulako

"Kami tidak proteksionis. Apa yang kami lakukan sangat logis, setiap negara di dunia akan memperjuangkan atau melindungi kepentingan inti nasional, rakyatnya," ujar Prabowo.

"Kita ingin melakukan industrialisasi dan itu adalah sumber daya alam kita yang harus dilindungi demi kepentingan rakyat. Kita harus mendapatkan nilai penuh untuk itu. Kita tidak bisa terus mengimpor barang-barang industri sepanjang waktu. Itu tidak adil bagi rakyat kita," ucap Prabowo menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement