Rabu 15 May 2024 22:21 WIB

Tafsir Ayat tentang Allah SWT Melarang Menyombongkan Garis Keturunan

Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang memperlihatkan kesombongan dengan keturunan

Rep: Mgrol150/ Red: Muhammad Hafil
ilustrasi sombong,angkuh,menang sendiri
Foto: agung supriyanto
ilustrasi sombong,angkuh,menang sendiri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Allah SWT memerintahkan kepada seluruh umat muslim untuk tidak menyombongkan keturunannya. Karena Allah SWT menciptakan manusia memiliki derajat yang sama dan tidak membeda – bedakannya. Manusia yang mulia dilihat dari ketakwaanya dihadapan Allah SWT. Berikut tafsir ayat yang menjelaskan perkara tersebut.

Sebagaimana yang tertulis pada surat Al Hujurat ayat 13, Allah SWT berfirman,

Baca Juga

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Arab Latin : Yā ayyuhan-nāsu innā khalaqnākum min żakariw wa unṡā wa ja‘alnākum syu‘ūbaw wa qabā'ila lita‘ārafū, inna akramakum ‘indallāhi atqākum, innallāha ‘alīmun khabīr(un).

Artinya : “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.”

Menurut tafsir tahlili Kemenag, pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia dari seorang laki-laki (Adam) dan seorang perempuan (Hawa) dan menjadikannya berbangsa-bangsa, bersuku-suku, dan berbeda-beda warna kulit bukan untuk saling mencemoohkan, tetapi supaya saling mengenal dan menolong. 

Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang memperlihatkan kesombongan dengan keturunan, kepangkatan, atau kekayaannya karena yang paling mulia di antara manusia pada sisi Allah SWT hanyalah orang yang paling bertakwa kepada-Nya. Kebiasaan manusia memandang kemuliaan itu selalu ada sangkut-pautnya dengan kebangsaan dan kekayaan. Padahal menurut pandangan Allah SWT, orang yang paling mulia itu adalah orang yang paling takwa kepada-Nya.

Sesungguhnya Allah SWT Maha Penerima tobat lagi Maha Mengetahui tentang apa yang tersembunyi dalam jiwa dan pikiran manusia. Pada akhir ayat, Allah SWT menyatakan bahwa ia Maha Mengetahui tentang segala yang tersembunyi di dalam hati manusia dan mengetahui segala perbuatan mereka. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement