REPUBLIKA.CO.ID, BANSKA BYSTRICA -- Kementerian Dalam Negeri Slovakia menyatakan Perdana Menteri Robert Fico dalam kondisi kritis usai ditembak dalam percobaan pembunuhan "bermotif politik" usai rapat. Menteri Dalam Negeri Matus Sutaj Estok mengatakan, perdana menteri masih menjalani operasi selama berjam-jam akibat penembakan.
"(Percobaan) pembunuhan ini bermotif politik dan keputusan pelaku lahir setelah pemilihan presiden," kata Sutaj Estok merujuk pemilihan yang dimenangkan Fico bulan April lalu, Rabu (15/5/2024) lalu.
Media melaporkan penembakan di tengah Kota Handlova itu dilakukan seorang pria berusia 71 tahun. Penembakan ini mengguncang negara kecil di Eropa tengah itu dan memicu kecaman dari seluruh dunia.
Slovakia yang merupakan anggota negara Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa tidak banyak memiliki sejarah kekerasan politik. Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden serta mitra-mitra Slovakia di Uni Eropa terkejut dan mengecam penembakan tersebut.
Fico dilarikan ke rumah sakit di Handlova di mana ia memimpin rapat pemerintah. Ia dipindahkan ke ibukota regional Banska Bystrica dengan helikopter untuk perawatan darurat. Kondisinya dilaporkan terlalu parah untuk dibawa ke Ibukota Bratislava.
Seorang saksi mata mengatakan mendengar tiga atau empat tembakan saat Fico keluar dari gedung untuk bertemu massa yang ingin bertemu dengannya. Polisi kemudian menjatuhkan seorang pria ke tanah.
"(Percobaan) pembunuhan terhadap Perdana Menteri Robert Fico terjadi hari ini di rapat luar kantor pemerintah di Handlova," kata pemerintah Slovakia dalam pernyataannya dilansir laman Reuters.
Media Slovakia melaporkan pelaku merupakan mantan penjaga keamanan sebuah pusat perbelanjaan, penulis tiga buku puisi dan anggota Masyarakat Penulis Slovakia. Media Slovakia, Aktuality.sk mengutip putra pelaku yang mengatakan ayahnya memiliki lisensi senjata api.
"Saya sama sekali tidak tahu apa yang dimaksudkan ayah saya, apa rencananya, apa yang terjadi," kata putranya.
Stasiun televisi TA3 melaporkan empat tembakan dilepaskan, dan perdana menteri dari kelompok kiri tersebut tertembak di bagian perut. “Saya rasa saya tidak akan pulih dari kejadian ini, kejadian seperti tidak bisa terjadi di Slovakia,” kata Lubica Valkova, 66 tahun, kepada wartawan di tempat kejadian.