Senin 20 May 2024 13:33 WIB

Rahasia Surah Ad-Dhuha

Surah Ad Dhuha menggambarkan kondisi Nabi Muhammad yang gelisah.

Rep: mgrol 151/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi mengaji surah Ad Dhuha.
Foto:

Beliau menjauh dari dunia dan tidak terlalu terpaku padanya, seperti yang telah umat Muslim ketahui dari riwayat kehidupannya. Ketika Nabi Muhammad diberi pilihan oleh Allah subhanahu wa ta’ala di penghujung usianya, antara hidup abadi di dunia yang kemudian membawanya ke surga, atau segera bertemu dengan Allah azza wa jalla, beliau memilih apa yang ada di sisi Allah subhanahu wa ta’ala daripada hidup di dunia.

Kemudian al Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah membawakan hadis Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata:

نَامَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ   عَلَى حَصِيْرٍ، فَقَامَ وَقَدْ أَثَّرَ فِي جَنْبِهِ، فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، لَوْ اتَّخَذْنَا لَكَ وِطَاءً، فَقَالَ: ((مَا لِيْ وَمَا لِلدُّنْيَا، مَا أَنَا فِي الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ أَسْتَظِلُّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا)).

 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur di atas tikar, kemudian beliau bangun, sedangkan di tubuh beliau terdapat bekas tikar, kami pun berkata: “Wahai, Rasulullah. Seandainya (tadi) kami siapkan untukmu alas pelapis (tikar),”  beliau pun bersabda : “Apalah (artinya) untukku semua yang ada di dunia ini? Tidaklah diriku berada di dunia ini, melainkan bagai pengendara yang berteduh di bawah sebuah pohon, kemudian ia pergi dan meninggalkannya? (Tafsir Al-Qurthubi). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement