Rabu 22 May 2024 14:55 WIB

Indofarma Masih Punya Peluang Selamat, Ini Saran Pengamat

Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi perusahaan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Logo Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Foto: ANTARA /Aprillio Akbar
Logo Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Associate Director BUMN Research Group Lembaga Management Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto mengatakan PT Indofarma (Persero) harus lebih serius dalam melalukan transformasi. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi perusahaan.

"Transformasi perusahaan perlu  dilaksanakan lebih serius, terutama aspek pengelolaan bisnis inti dan pengelolaan risiko yang lebih baik. Kinerja Indofarma kan dalam tiga tahun terakhir memang tidak memuaskan," ujar Toto saat dihubungi Republika di Jakarta, Rabu (22/5/2024).

Baca Juga

Toto menyebut persoalan utama ialah Indofarma tidak mampu menjalankan pengelolaan inventori Covid-19 dengan cukup baik. Alhasil, hal ini menjadi beban bagi kinerja perusahaan. 

Toto menyampaikan kondisi ini diperburuk dengan tindakan penyelewengan keuangan yang dikerjakan anak perusahaan, PT Indofarma Global Medika (IGM). Menurut Toto, Bio Farma selaku induk holding BUMN farmasi memang memiliki tanggung jawab terkait kondisi anak perusahaan.

"Namun bantuan finansial ini tentu ada batasnya, karena bleeding (pendarahan) keuangan yang terus menerus di Indofarma tentu akan berdampak pada sisi likuiditas dari Bio Farma sebagai induk usaha," ucap Toto. 

Toto menilai Indofarma perlu segera melakukan perbaikan dan restrukturisasi mendasar, terutama dari sisi bisnis dan optimalisasi fasilitas produksi. Pengamat BUMN itu menyebut Indofarma harus memperkuat posisinya sebagai produsen produk obat generik dan alat kesehatan (alkes).

"Dengan fokus pada obat generik dan alkses, mestinya korporasi ini bisa bertumbuh, apalagi permintaan dari pasar captive, seperti pemerintah juga tersedia," kata Toto.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement