REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tragedi di Rafah, Palestina berdampak signifikan pada perekonomian global. Kepala Divisi Riset Ekonomi Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Suhindarto mengatakan, serangan udara Israel yang mengakibatkan kebakaran di tenda-tenda pengungsi di Kota Rafah dipastikan akan berdampak pada jalur perdagangan internasional yang melalui Terusan Suez. Sepanjang jalur tersebut kini masih terdisrupsi.
"Arus lalu lintas pelayaran yang melewati Terusan Suez mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun lalu. Namun, hal ini bukanlah terjadi baru-baru ini, melainkan sejak akhir tahun 2023 lalu pasca adanya serangan dari kelompok bersenjata Houthi terhadap kapal kapal yang terafiliasi dengan Israel. Adanya eskalasi konflik akan semakin membuat kemungkinan perbaikan kondisi jalur pelayaran yang melewati Terusan Suez dalam waktu dekat mengalami kemungkinan yang makin mengecil," ungkapnya kepada Republika, Selasa (28/2/2024).
Hal senada disampaikan Kepala Center of Digital Economy and SMEs Indef Eisha Magfiruha Rachbini. Ia mengatakan konflik di Timur Tengah ini sangat berdampak pada perdagangan internasional, salah satunya melalui jalur perdagangan.
"Sejak pecah konflik 7 Oktober 2023, terjadi penurunan jumlah kontainer yang lewat Terusan Suez, banyak kapal-kapal yang menjauh dari Terusan Suez dan ini membuat waktu tempuh lama dan biaya tinggi," tutur Eisha.