REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Perkumpulan Nusantara Utama Cita (NU Circle) Ahmad Rizali mengingatkan Mendikbudristek Nadiem Makarim agar tak menyebarkan adegan seksualitas di lingkungan sekolah. Menurut dia, dalam program Sastra Masuk Kurikulum, pendukung Kurikulum Merdeka, banyak karya sastra beradegan cabul dan vulgar direkomendasikan secara resmi menjadi bacaan anak-anak di sekolah.
“Adegan cabul yang mengumbar narasi seksualitas dan persenggamaan sangat tidak layak masuk kurikulum pendidikan nasional. Nadiem harus menghentikan kecerobohan ini. Pemerintah harus menjaga keadaban manusia melalui pendidikan kemanusiaan yang adil dan beradab,” kata Ahmad saat dikonfirmasi, Rabu (29/5/2024).
Dia menjelaskan, dalam program tersebut, Kemdikbudristek membuat rekomendasi sejumlah karya sastra sebagai bacaan guru dan anak-anak sekolah. Konyolnya, kata dia, banyak karya sastra murahan yang mengumbar adegan seksualitas dan persenggamaan dimasukkan secara resmi sebagai bahan bacaan yang direkomendasikan.
Salah satu contoh yang dia sampaikan adalah cerpen berjudul “Rumah Kawin” yang ditulis Zen Hae. Cerpen itu diterbitkan pada 2004. Di halaman 48 cerpen tersebut berbunyi, “Batang ‘zak…”. Mamat Jago yang serupa ikan “....” terasa menekan “selang....” Sarti.” Lalu halaman 47 “Tangannya terus meremasi ‘pan…’ Sarti dan menyorongkan mulut monyongnya....ke….”.