Senin 03 Jun 2024 06:03 WIB

Menteri Kolombia: Berdamai Dengan Alam atau akan Semakin Banyak Perang di Dunia  

Deforestasi dan rusaknya habitat menurunkan 69 persen keanekaragaman hayati.

Rep: Lintar Satria/ Red: Muhammad Hafil
Pemanasan global (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Pemanasan global (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,SAO PAULO -- Menteri Lingkungan Kolombia sekaligus Presiden pertemuan keanekaragaman hayati PBB COP16 Susana Mohamad mengatakan dunia harus berdamai dengan alam atau beresiko akan menambah konflik global seperti perang di Gaza.

Pertemuan di Kolombia pada bulan Oktober ini bertujuan untuk menegosiasikan langkah-langkah untuk mengimplementasikan pertemuan Kunming-Montreal 2022.

Baca Juga

Perjanjian itu serupa dengan Perjanjian Paris mengenai perubahan iklim. Tapi fokus pada penurunan drastis keanekaragaman hayati di seluruhan dunia.

Berdasarkan lembaga non-profit WWF perubahan iklim, deforestasi, populasi dan rusaknya habitat menurunkan 69 persen keanekaragaman hayati di seluruh dunia sejak 1970.

Muhammad memaparkan prioritasnya sebagai presiden COP16 disertai peringatan bila dunia gagal mereformasi tata kelola global untuk menyelesaikan masalah-masalah seperti krisis iklim.

"Situasi yang terjadi saat ini di Palestina, di mana umat manusia melihat bagaimana bangsa-bangsa dunia dihancurkan militer, dan bahkan PBB tidak memiliki kapasitas memberikan bantuan kemanusiaan," kata Muhammad dalam pidato lima menit di acara lembaga think-tank the Atlantic di Washington pada, Jumat (31/5/2024) lalu.

"Situasinya adalah yang kami perkirakan dalam tata kelola yang lemah dan dunia yang kacau karena krisis iklim," katanya.  

Muhammad mengatakan "perang bunuh diri melawan alam" meningkatkan konflik di seluruh dunia. Tapi ia tidak menjelaskan dengan detail hubungan keduanya.

Muhammad mengatakan institusi-institusi multilateral tidak dilengkapi dalam menghadapi tantangan-tantangan yang belum pernah dihadapi sebelumnya seperti perubahan iklim. Menurutnya lembaga-lembaga internasional harus dirombak atau dunia beresiko terjerat dalam kekerasan.

Ia mengatakan prioritas Kolombia untuk COP16 termasuk pembahasan "intens" bagaimana mereformasi sistem keuangan global yang membuat negara-negara berkembang dapat berkomitmen kuat pada lingkungan tanpa harus kembali berhutang.

Ia mengatakan negara-negara harus mengirimkan target-target keanekaragaman hayati sebelum COP16 digelar. Muhammad mengatakan Kolombia akan memprioritaskan untuk bekerja sama dengan PBB memastikan bagaimana komitmen-komitmen ini sesuai dengan target perjanjian Kungming-Montreal tahun 2023.

Kolombia juga ingin mendorong partisipasi masyarakat adat dan komunitas tradisional dalam prosesnya. Dengan menyelenggarakan tiga pra-pertemuan yang memberi mereka kesempatan untuk melobi pemerintah-pemerintah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement